Beranda Daerah Sukoharjo Pengembangan Industri Kue Nguter Terkendala Minimnya Peralatan

Pengembangan Industri Kue Nguter Terkendala Minimnya Peralatan

Remaja Nguter membuat kue kering. JSNews/Aris Arianto
Remaja Nguter membuat kue kering. JSNews/Aris Arianto

SUKOHARJO-Pengembangan industri kue di Dukuh Nguter RT 2 RW 4, Desa/Kecamatan Nguter, terkendala minimnya peralatan.

Pembina sekaligus pelatih perajin kue Nguter, Sugiyatmi, kendala yang dimaksud adalah sisi peralatan. Jumlah peralatan yang dimiliki kelompok perajin kue Nguter masih terbilang minim. Misalnya, oven atau alat pemanggan kue yang baru berjumlah lima buah.

“Kelompok kami ada enam grup, per grup ada delapan remaja. Kalau mau menggunakan oven harus bergantian. Demikian pula untuk peralatan lainnya,” ujar dia, Senin (12/2/2018).

Menurut dia, ketika jumlah peralatan memadai, proses produksi bisa lebih lancar. Dengan demikian bisa melayani semua permintaan yang saat ini terus mengalir. Pihaknya mengaku sangat respek ketika ada bantuan peralatan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, produk kue warga yang diberi label Permata tersebut meliputi nastar, kastangel, lidah kucing, chochochip, serta sejumlah kue kering lainnya. Uniknya, pembuat aneka kue itu bukan kalangan ibu rumah tangga, melainkan para remaja. Lebih menarik lagi, sebagian besar diantaranya merupakan remaja putra.

Pemasaran sampai ke Karanganyar, selain melayani pesanan di kios dan toko sekitar Sukoharjo. Sebagai gambaran keuntungan bersih menjelang Lebaran tahun lalu mencapai Rp4 juta.

Ide dibentuknya sentra industri kue kering menurut dia berawal dari remaja dukuh setempat, Bayu, dua setengah tahun lalu. Waktu itu, Bayu yang juga memiliki dasar ketrampilan membuat kue melontarkan gagasan menambah penghasilan kaum muda sekaligus mengisi waktu luang dengan diajari membuat kue.

“Awalnya lokasi produksi di rumah saya, namun karena anggota semakin banyak, dipindah ke rumah kosong di samping saya,” tutur dia.

Pemerintah setempat melalui RT yang diketuai Sugiyanto menyambut baik adanya kegiatan positif para remaja. Dengan adanya kegiatan penghasil uang bakal mengurangi kesempatan remaja terjerumus ke budaya negatif, misalnya narkoba. Aris Arianto