SRAGEN– Sekitar 200 pedagang yang biasa berjualan di kompleks Alun-alun Sragen menggekar aksi demo di depan Pemkab Sragen, Senin (12/2/2018). Mereka menuntut Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati, untuk memenuhi janji mengembalikan mereka untuk berjualan lagi di Alun-alun.
Ratusan pedagang itu memenuhi depan pintu gerbang untuk melakukan orasi. Dalam orasinya, mereka mengecam kebijakan bupati yang melarang pedagang berjualan di Alun-alun sejak direnovasi tujuh bulan lalu.
“Sudah tujuh bulan kami nggak bisa jualan nggak dapat penghasilan. Dulu katanya akan dikembalikan dan dibolehkan jualan. Kami minta bupati dan wakil bupati mendengar tuntutan ini,” ujar koordinator aksi, Yatin Hartono dalam orasinya di depan kantor Bupati Sragen.
Menurut Yatin, sejak alun-alun direnovasi, para pedagang makanan dan mainan di alun-alun praktis sudah berhenti usahanya. Selama berbulan-bulan itu, para pedagang terpaksa berhutang serta menjual asel miliknya untuk tetap menghidupi keluarga.
Yatin sempat menyinggung bahwa para pedagang alun-alun adalah termasuk pendukung utama Bupati Yuni pada Pilbup lalu. Sudah semestinya kalau mereka kemudian meminta kebijakan Bupati Yuni lebih berpihak ke pedagang.
“Jelek-jelek begini, kami juga pendukung. Makanya kami menagih janji bupati yang ingin menata alun-alun tanpa menggusur,” tuturnya.
Ia juga mempertanyakan kebijakan bupati yang secara kontroversial melarang pedagang jualan di Alun-alun. Padahal dirinya sudah hampir 25 tahun berjualan di Alun-alun dan sejak Bupati R Bawono, hingga kini baru Bupati saat ini yang melarang pedagang jualan di Alun-alun.
“Yang namanya Alun-alun di daerah mana pun mesti ramai untuk pusat hiburan, mainan anak, dan jualan. Saya yo nggumun, lha kok di Sragen malah nggak boleh. Untuk apa kemarin ndadak dibangun kalau malah mateni sandang pangane wong cilik, ” ketus Yatmi, pedagang lain.
Namun, para pendemo tidak ditemui langsung oleh Bupati dan Wabup. Mereka hanya ditemui Sekda Tatag Prabawanto yang meminta pedagang melihat kebijakan ini secara menyeluruh demi kebaikan dan kemajuan Sragen.
“Kami minta pedagang tidak memaksakan tuntutannya. Pemkab sudah komitmen untuk melakukan penataan agar alun-alun benar-benar sebagai public space yang tertib dan rapi. Untuk pedagang, disiapkan lokasi baru di sekitar Stadion Taruna yang lebih tertata dan layak untuk berjualan,” tandasnya. Wardoyo