SOLO-Bermain musik keroncong bisa jadi menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat. Seperti yang dilakukan belasan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) dari Kalimantan Selatan. Mereka rela datang ke Solo untuk belajar musik keroncong.
Mereka berasal dari SMKN Simpang Empat, Tanahbumbu Kalimantan Selatan. Mereka tampak antusias belajar dan praktik memainkan teknik-teknik musik keroncong di studio mini milik Himpunan Artis Musik Keroncong Republik Indonesia (HAMKRI) Kota Surakarta di kawasan Taman Sriwedari.
Saat JOGLOSEMARNEWS.COM mencoba menyatu dalam latihan ternyata tidak menjadi sebuah beban bagi mereka.
Beberapa dari mereka ada yang masih serius berlatih vokal, memainkan uku lele, bass cello, dan belajar teknik bermain gitar. Mereka dipandu langsung oleh ketua HAMKRI Kota Surakarta, Wartono.
Dari 11 siswa, ada 7 siswa laki-laki dan 4 siswi. Mereka merupakan siswa kelas XI SMK. Kesebelas siswa ini sudah sepekan berlatih musik keroncong di Solo. Hebatnya, mereka keinginan belajar keroncong muncul dari benak pribadi dan begitupula dengan pembiayaan selama belajar keroncong di Solo.
Hal itu diungkapkan oleh Wartono. Kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , mereka pria berperawakan tegap ini mengaku sangat bangga. Pasalnya, di era modern sekarang ini masih ada generasi muda yang mau melestarikan musik keroncong.
“Ya, saya sangat bangga dengan mereka,” kata dia.
Lebih lanjut, Wartono menjelaskan, para siswa tersebut akan belajar musik keroncong selama tiga bulan ke depan. Nantinya, para siswa akan mendapat sejumlah materi dari instruktur. Termasuk dari dirinya. Menurut dia, para siswa ini sudah mempunyai karakter bermusik sangat kuat.
“Saya optimis mereka akan belajar dengan cepat,” kata dia. Wartono juga menyampaikan bahwa musik keroncong memang cukup digemari di Indonesia dan juga luar negeri. HAMKRI sering dipilih untuk menjadi tempat latihan musik keroncong.
“Hal itu terbukti ketika ada orang yang berminat kebanyakan akan belajar musik keroncong di Solo,” sambung dia.
Hal ini, lanjut dia, telah membuktikan bahwa Kota Solo seolah menjadi sebuah tempat untuk melegitimasi penampilan grup keroncong.
“Apalagi, saat ada festival musik keroncong yang digelar di Solo pesertanya bisa dipastikan banyak. Maka dari itu, kami optimis bahwa musik keroncong menjadi salah satu icon Kota Solo,” kata dia.
Sementara itu, salah satu siswa Mohammad Noval (16) menyatakan, keinginan belajar musik keroncong merupakan inisiatif pribadi para siswa yang mendapat restu dari sekolah. Ia mengungkapkan, untuk pembiayaan selama belajar musik keroncong di Solo keluar dari biaya pribadi, mulai dari biaya untuk kehidupan sehari-hari sampai untuk membayar indekos. Semuanya menggunakan uang pribadi.
“Musik keroncong adalah salah satu aliran musik yang harus dilestarikan. Saya sangat suka dengan semua keunikan musik keroncong. Maka dari itu saya bersama teman-teman sangat tertarik belajar musik keroncong,” kata dia. Satria Utama