SRAGEN– BRI Sragen tahun 2018 akan lebih fokus menyalurkan KUR kecil dan KUR mikro pada sektor produktif dengan tujuan agar terjadi multiplier effect pada ekonomi lokal, regional dan nasional. Tahun 2018 BRI Sragen mendapat alokasi penyaluran KUR kecil dan KUR Mikro sebesar Rp 443.5 milyar.
Kebijakan pemerintah menurunkan suku bunga KUR dari 9% menjadi 7% akan meringankan biaya dana yang harus ditanggung pelaku UMKM sehingga tujuan pemerintah menaikkan kelas pelaku usaha kecil dan mikro akan cepat terealisir. Pemerintah menargetkan penyaluran KUR thn 2018 sebesar Rp 120 trilyun.
Diharapkan pelaku usaha mikro dan kecil dapat memanfaatkan KUR untuk mengembangkan usahanya dengan dukungan permodalan berbiaya rendah. BRI sragen telah membuat strategi penyaluran KUR kesektor produktif pada bidang usaha pertanian tanaman pangan yaitu padi dengan memanfaatkan data base petani penerima subsidi pupuk di kabupaten Sragen sebanyak kurang lebih 98.000.
Disamping itu, penyaluran KUR pada komoditas perkebunan khususnya tebu yg selama ini berjalan dgn bekerja sama dgn Pabrik Gula Mojo akan lebih ditingkatkan. Disamping itu penyaluran KUR pada bidang usaha peternakan sapi, ayam dan budidaya perikanan darat seperti lele dan gurame juga tidak luput dari sasaran KUR.
Hal itu disampaikan Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Sragen, Andika Sibarani. Ia mengungkapkan pada 2017, angka penyaluran KUR mikro di BRI Sragen menembus angka Rp 402 miliar dari target penyaluran Rp 391 milyar. Serapan itu telah melampaui target yang ditetapkan.
“Sangat bagus, tahun lalu target penyaluran KUR mikro yang ditetapkan kanwil Yogya habis tersalurkan. Makanya tahun ini targetnya dinaikkan menjadi Rp 408 milyar. Sedangkan KUR kecil tahun 2017 target penyalurannya Rp 35.3 milyar dan realisasi penyalurannya sebesar Rp 31.4 milyar. Dengan demikian tahun 2018 target penyaluran menjadi Rp 443.5 milyar tdd Rp 35.5 miliar KUR kecil dan Rp 408 milyar KUR Mikro. Sektor produktif thn ini akan dicapai minimal 50 persen dari target penyaluran KUR karena selain mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah lebih banyak dan inline/sesuai dengan potensi ekonomi kab Sragen,” paparnya.
Andika Sibarani menguraikan tingginya angka penyaluran kredit KUR di BRI Sragen memang tak lepas dari pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan permodalan dari sektor UMKM Sragen yang sangat tinggi. Menurutnya yang menjadi kebanggaan lain, bahwa dana KUR hampir setengah trilyun itu murni dari sumber dana internal BRI, bukan dari dana pemerintah.
Karenanya ia sangat berharap masyarakat, utamanya pelaku UMKM dan usaha kecil produktif bisa memanfaatkan program kredit KUR untuk mengembangkan usaha. Sehingga selain mempercepat pemberdayaan pelaku usaha, misi BRI sebagai agen pembangunan dan menyukseskan program pemerintah bisa terwujud.
“Apalagi dengan bunga rendah hanya 7 persen pertahun, harapannya bisa lebih merangsang pertumbuhan pelaku usaha mikro dan kecil yang butuh permodalan namun tidak punya agunan yang cukup, ” terangnya.
Ditambahkan, total Rp 443.5 Miliar KUR yang tersedia tahun 2018 ini, khusus KUR Ritel 50 persennya harus dialokasikan untuk sektor usaha produksi seperti pertanian, perikanan, kelautan, pengolahan dan jasa produksi.
“Sisanya disalurkan pada bidang usaha jasa-jasa dan perdagangan. Ini memang bagian untuk mempercepat pemberdayaan sektor produksi lainnya, ” tukasnya.
Meski alokasi dinaikkan, pihaknya optimistis dengan makin meningkatnya kecepatan pelayanan pada 35 BRI Unit, 8 teras pasar dan 1 kantor cabang target itu bisa terserap habis bahkan melampaui target. Wardoyo