![IMG-20180228-WA0017-640x480](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2018/02/IMG-20180228-WA0017-640x480.jpg?resize=640%2C480&ssl=1)
![](https://i0.wp.com/128.199.207.192/images/2018/02/IMG-20180228-WA0017-640x480-500x375.jpg?resize=500%2C375)
SRAGEN – Belasan warga Desa Krikilan RT 10, Kecamatan Masaran, Sragen menggelar aksi unjuk rasa terkait pembangunan Jalan Tol Solo – Kertosono (Soker) yang melintas di wilayah setempat. Pasalnya sejak dibangun jalan tol, lingkungan tempat tinggal warga kerap terjadi banjir bandang apabila hujan deras tiba.
Seperti yang terakhir Kamis (22/2/2018) malam yang membuat belasan KK di RT 10 terpaksa harus mengungsi akibat rumahnya terendam banjir.
Mereka menuntut PT Solo Ngawi Jaya (SNJ), selaku pelaksana dan operator Tol Soker membuatkan terowongan agar ketika hujan deras tidak menyebabkan banjir.
“Ini banjir terbesar yang kami alami. Dulu-dulu nggak pernah kayak gini. Kami minta agar pelaksana tol mengembalikan saluran air yan tertutup agar tidak kembali banjir,” kata Koordinator Aksi Sunarto, Rabu (28/2/2018).
Unjuk rasa dilakukan warga di pinggir jalan tol Desa Krikilan dengan membawa sejumlah poster yang meminta kepada pihak pelaksana pembangunan jalan Tol Soker bertanggung jawab atas musibah banjir tersebut.
Sunarto mengatakan, sejak dibangun jalan tol aliran drainase di wilayah setempat tidak lancar, sehingga setiap hujan deras timbul genangan. Puncaknya pada hari Kamis pekan lalu hujan deras menyebabkan banjir dan menggenangi rumah warga RT 10.
Bahkan belasan kepala keluarga (KK) harus mengungsi ke sanak saudara terdekat. Pihaknya meminta kepada pelaksana Jalan Tol Soker membuat gorong-gorong sehingga saluran air yang dahulu sudah ada dikembalikan. Warga mengancam akan memblokade Tol bila tak ada penanganan dari pihak terkait.
Sementara ketika dikonfirmasi, Direktur Utama PT SNJ, Davit, mengatakan, segera menindaklanjuti permintaan warga. Pihaknya berjanji untuk mengatasi permasalahan banjir agar tidak meresahkan masyarakat.
“Ini tahap pembangunan kan belum selesai. Tapi kami sudah perintahkan petugas untuk menindaklanjuti seperti apa nanti hasilnya. Kita Cari Solusinya agar tidak merugikan warga,” terang David. Wardoyo