WONOGIRI-Embung Watu Gede yang terletak di Desa Ngroto Kecamatan Kismantoro, menjadi bagian tidak terpisahkan dari sentra cabai kecamatan tersebut. Bahkan keberadaan embung itu dikataka. sebagai pendukung kesuksesan sentra cabai.
Pembangunan embung Watu Gede di Desa Ngroto Kismantoro merupakan kerjasama Bank Indonesia, dengan Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan Korem 074 Warastratama Surakarta. Pembangunan ini sebagai bentuk dukungan program pengendalian inflasi khususnya dari sisi suplai tanaman cabai.
Bandoe Widiarto, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Cabang Surakarta, menyampaikan kerjasama yang dilakukan bersama Pemkab Wonogiri dan Korem 074 Warastratama merupakan andil BI untuk menyejahterakan masyarakat pedesaaan, melalui pengembangan hasil cabai.
“Produksi cabai yang menurun berpotensi mendorong inflasi. Untuk itu kami bersinergi dan bergotongroyong membangun embung ini,” ujar dia.
Bandoe menambahkan keberadaan embung menjadi dukungan bagi Gerakan Tanam Cabai di Musim Kemarau (GTCK) untuk bisa memenuhi kebutuhan cabai di segala musim. Serta mendukung pengendalian inflasi dan kestabilan harga komoditas.
Wakil Bupati Wonogiri, Edy Santosa, Selasa (20/3/2018), mengatakan, tanaman cabai merupakan produk unggulan dari Kecamatan Kismantoro. Sebagai wilayah yang nantinya diharapkan bisa dijadikan lumbung cabai, hasil produksi cabai di Kecamatan Kismantoro sering tidak bisa optimal akibat kekurangan air, terutama pada musim kemarau
Wabup juga berujar tingkat kesejahteraan warga Kismantoro adalah yang paling bawah di Kabupaten Wonogiri. Pembangunan sarana-prasarana menjadi salah satu solusi bagi Kecamatan Kismantoro untuk meningkatkan potensi, termasuk bidang pertanian.
Pihaknya berharap keberadaan embung bisa berdampak positif bagi para petani, perekonomian masyarakat pun dapat ditingkatkan.
Embung Watu Gede memiliki volume panjang 30 meter, lebar 30 meter, dan kedalaman 3 meter ini merupakan satu dari 20 embung yang dibangun se-Surakarta. Watu Gede merupakan embung yang terbaik, dan dikerjakan dalam waktu 60 hari secara bergotong royong. Aris Arianto