JOGJA – Daya tarik Yogyakarta terhadap investor asing rupanya masih cukup tinggi.
Terbukti, belasan investor asal Singapura, Malaysia dan Korea Selatan, menyatakan minat untuk menanamkan modalnya di sejumlah sektor.
Bersama Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ngurah Swajaya, sedikitnya 15 investor dari tiga negara Asia tersebut, menemui langsung Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Kamis (15/3/2018).
“Mereka berminat investasi di Yogyakarta, untuk beberapa sektor seperti ekonomi kreatif, lifestyle, digital IT dan properti, termasuk hospitality,” kata Swajaya.
“Juga, ada yang ingin ikut konteks, kalau masih dibutuhkan, di sektor financing, untuk pembangunan bandara di Kulonprogo,” tambahnya.
Swajaya mengatakan, para investor tersebut, berminat menanamkan modalnya, karena melihat potensi sangat besar yang dimiliki Yogyakarta.
Terutama untuk Singapura, yang selama ini menjadi negara asing dengan nilai investasi terbesar di Indonesia.
“Ya, 30 persen dari total investasi asing ke Indonesia, berasal dari Singapura. Jumlah investasinya di industri pariwisata, khususnya perhotelan, mencapai 1,5 miliar USD. Kalau total tahun lalu, dari Singapura ada sekitar 8,4 miliar USD,” katanya.
Menurut Swajaya, Indonesia merupakan satu dari beberapa destinasi investasi paling menarik di dunia.
Terlebih, untuk Yogyakarta, dikenal memiliki talenta bagus yang sarat kreativitas, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor asing di bidang lifestyle dan IT.
“Untuk perhotelan juga tidak kalah menarik. Karena sesuai dengan yang dicanangkan pemerintah, Yogyakarta, dengan Borobudur dan Prambanan, termasuk dalam program 10 bali baru, yang merupakan destinasi wisata unggulan,” terangnya.
Terkait harga tanah terus mengalami lonjakan, terutama di sekitar kawasan New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulonprogo, Swajaya mengaku tidak terlalu khawatir.
Pasalnya, ia meyakini, pemerintah daerah memiliki strategi untuk menyelesaikannya.
“Beliau (Sultan) sudah sampaikan perkembangan pembangunan bandara. Bagi investor, kendala itu yakin bisa diatasi. Sebab, kita punya mekanisme dan sistem yang ada di Indonesia, termasuk di Yogyakarta ini,” ungkapnya.