WONOGIRI-Keberadaan tengkulak masih menjadi permasalahan serius bagi dunia pertanian Kota Gaplek Wonogiri. Lantaran tengkulak, nasib petani berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Mereka masih belum dapat mandiri, dan tidak punya nilai tawar.
Lantaran itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri berupaya memberikan bantuan secara bertahap, agar mereka mampu meningkatkan kemandirian, dan pada gilirannya kesejahteraannya meningkat. Diantaranya dengan pemberian bantuan alat mesin pertanian (alsintan) maupun memperlancar tata kelola pupuk bersubsidi.
Menurut Bupati, sampai saat ini nasib petani memprihatinkan. Pasalnya di satu sisi biaya produksi kian mahal, bahkan beberapa waktu sebelum pemerintahannya kerap dihadapkan kendala distribusi pupuk yang tidak lancar. Hal itu masih ditambah lagi harga produksi petani selalu anjlok, manakala datang musim panen.
“Sebenarnya produksi padi kita itu surplus, sekitar 145 ribu ton. Tapi dari sisi harga saat panen, benar-benar memprihatinkan. Ini karena petani seringkali berada di posisi tidak berdaya dalam permainan tengkulak,” kata Bupati, Senin (26/3/2018).
Para petani, menurut bupati tidak bisa berbuat banyak saat tengkulak datang. Harga berarapun yang disebutkan akan diiyakan begitu saja. Kendati merugikan petani. Yang penting tengkulak selalu menyediakan uang tunai.
“Harus kita upayakan agar nasib petani bisa berubah. Diantaranya dengan memberikan alat pertanian,” ujar bupati.
Bupati menyatakan, alsintan akan memberikan kemudahan dan percepatan pengolahan lahan dan menekan biaya tanam. Bantuan alsintan menjadi sarana mekanisasi yang sangat membantu petani secara efektif dan efisien, meringankan beban kerja petani.
Langkah selanjutnya, dengan memperlancar jalur distribusi pupuk bersubsidi. Pemkab Wonogiri bakal menindak tegas distributor dan pengecer pupuk yang terbukti nakal. Mengingat pupuk merupakan salah satu kebutuhan pokok di bidang pertanian.
“Kalau ada distributor dan pengecer yang jelas terbukti tidak memenuhi kewajibannnya ,maka saya pastikan ijinnya akan dicabut. Seingat saya selama kepemimpinan saya tidak pernah terjadi kelangkaan pupuk,” tegas dia. Aris Arianto