JOGJA – Puluhan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa dengan aksi diam dengan menutup mulut di depan tugu Pal Putih, Jogja, Sabtu (10/3/2018) malam.
Aksi tersebut bertujuan untuk mengkritisi sektor pendidikan di Indonesia.
“Kami bersama kawan-kawan berdiri disini selain menuntut hak-hak perempuan juga melawan kapitalisme pendidikan,” ujar Koordinator aksi, Claudia Aulia, Sabtu malam.
Menurutnya, berbagai persoalan saat ini tengah dihadapi pada lini pendidikan. Banyak sekolah-sekolah yang menjadikan pendidikan sebagai komoditas.
Akibatnya, tidak sedikit masyarakat akhirnya kesulitan mengakses pendidikan.
“Di sektor pendidikan, masyarakat tidak banyak merasakan adanya kehadiran pemerintah. Iya, walaupun ada bantuan tapi masyarakat tetap harus bayar,. Justru kami nilai bantuan banyak datang dari pihak swasta,” ucapnya.
Padahal, kata dia, dalam amanat undang-undang dasar turut serta dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tugas dari pemerintah.
Namun, kenyataan yang terjadi hari ini, menurut Claudia masih jauh yang diharapkan
Apalagi, masih menurut dia, kondisi semacam ini diperparah dengan pencabutan berbagai macam subsidi.
“Dari mulai BBM, Tarif Dasar Listrik (TDL), kesehatan dan transportasi semua dicabut. Ini berbahaya, karena kita tahu, beberapa tahun lalu, kenaikan harga bbm mengakibatkan inflasi akibat dari melambungnya harga kebutuhan pokok,” terang dia.
Aksi ini dilakukan dengan cara menutup mulut dengan lakban sembari berdiri menghadap ke arah Barat, menentengkan spanduk kepada para pengguna jalan yang melintas.
Spanduk-spanduk warna putih itu bertuliskan diantaranya, “Berikan Cuti haid”, “Berikan cuti Hamil”, Berikan Jaminan Sosial”, “Lawan Pembungkaman Demokrasi”.
Mereka tampak bergeming dari sorot lampu kendaraan yang menyilaukan mata.
“Malam ini kami bertekad mengutarakan semuanya dalam diam. Karena sudah banyak aspirasi yang dilontarkan dari berbagai bentuk protes, tapi nyatanya tidak pernah ada tanggapan konkret,” ujar dia.
Claudia berharap melalui aksi ini Pemerintah bisa ikut andil langsung terjun ke masyarakat bukan hanya saat-saat pemilihan umum berlangsung.