SOLO- Bermula dari keresahan sekelompok Pemuda akan kurangnya intensitas pemutaran film dokumenter di Kota Solo. Bertepatan dengan Hari Film Nasional di tahun ke dua ini SODOC Film Festival menyelenggarakan pemutaran Film yang akan dimoderatori oleh Halim Hardja (Halim HD) di Lawang Djoendjing dengan tema “Merekam Refleksi Keberagaman” Jumat (30/03/2018) pukul 19.00 WIB.
Film yang akan diputar berjudul “Tarung” karya Steve Pillar Setiabudi tersebut bercerita tentang Sanggar Bumi Tarung yang terdiri dari sekelompok seniman muda dan mereka menjadi korban kekerasan pada masa Orde Baru.
Film tersebut dipilih karena dalam kehidupan masyarakat di Indonesia masih sering terjadi konflik antar individu, golongan, kelompok yang dilatar belakangi oleh perbedaan – perbedaan yang ada.
Pemutaran perdana itu diikuti oleh puluhan penonton dari berbagai golongan diantaranya mahasiswa, pelajar sma sederajat, dan para penikmat Film dokumenter.
Acara tersebut adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari kompetisi, roadshow pemutaran film dokumenter di berbagai daerah khususnya di Solo, kemudian masterclass pembuatan film dokumenter. Sebagai puncak acara pada tanggal 19 Oktober – 21 Oktober 2018 sebagai malam penganugerahan terhadap film dokumenter dan film maker yang terpilih.
Melalui film tersebut, SODOC Film Festival ingin menyampaikan bahwa di Hari Film Nasional, masyarakat harus mempunyai pemikiran terbuka terhadap segala keberagaman dan kebenaran yang ada.
Fatimah Liliani selaku direktur Solo Documentary Film Festival menuturkan di tahun ini, Film yang diputar sekarang adalah film yang kedua. Sebelumnya di bulan Maret dan setiap bulannya memiliki tema yang berbeda.
Dipemutaran film selanjutnya, yang akan diputar bertema tentang wanita untuk memperingati Hari Kartini. Pemutarannya dijadwalkan akan berlokasi jika tidak di sekolahan di desa yang nantinya akan tentukan.
“Pemutaran Film ini tujuannya untuk mengajak masyarakat luas lebih mengenal film dokumenter bukan hanya film fiksi saja. Tidak hanya itu kita juga mengadakan program kompetisi yang mempunyai kategori sma sederajat, mahasiswa dan umum, harapan kami mereka mempunyai kemauan untuk mendaftaran filmnya,” tegasnya.
Fatimah menambahkan untuk peserta kompetisi target tidak hanya di Soloraya saja. Tapi sudah berbasis nasional, dan pemutaran yang di luar Solo akan mengadakan di Bulan September.
“Insyaa allah sudah ada beberapa titik di jawa dan luar jawa. Bagi masyarakat umum di luar sana harapan kami dari pemutaran film ini masyarakat bisa lebih mengenal film dokumenter,” imbuhnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM . A.Setiawan