WONOGIRI-Kakao terbaik se-Jawa Tengah, ternyata berasal dari wilayah Wonogiri. Selain itu, jumlah produksi kakao Wonogiri menempati peringkat kedua terbesar di Jateng.
Sayang, hingga kini belum ada satupun pabrik pengolahan cokelat di Kota Sukses tersebut.
Ketua Asosiasi Petani Kakao Indonesia, Arif Zamroni mengungkapkan hal itu usai mengikuti temu usaha antar usaha besar dan UMKM di Ruang Gunung Gandul Komplek Pemkab Wonogiri, Selasa (6/3/2018). Dua berujar produksi biji kakao di Wonogiri bisa mencapai sekitar 12-15 ton per bulan. Menurut dia, dengan kenyataan itu, Wonogiri layak memiliki pabrik pembuatan cokelat meskipun dalam skala kecil.
“(Pabrik) kecil dulu, misalnya kapasitas tiga kilogram cokelat per hari,” ujar dia.
Untuk pengembangan komoditi kakao di Wonogiri, pihaknya sedang merintis kerjasama dengan petani kakao dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Wonogiri. Kerja sama yang dilakukan berupa penyediaan bahan baku kakao hingga pemasaran.
“Kami berani membeli biji kakao dalam jumlah tidak terbatas dari Wonogiri. Berapapun (biji kakao) yang ada kami siap beli,” tandas dia.
Pihaknya ingin memadukan potensi kakao dengan bisnis riil. Yakni menghubungkan perdagangan biji kakao dengan industri. Selama ini, perdagangan biji kakao di Wonogiri banyak dikuasai tengkulak. Dia juga mendorong pengolahan biji kakao menjadi cokelat.
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Wonogiri, Sudaryanto berharap temu usaha bisa berlanjut dengan realisasi usaha agar bermanfaat bagi masyarakat Wonogiri. Beberapa kecamatan penghasil kakao antara lain Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, dan Ngadirojo. Semua bahan baku cokelat yang dibutuhkan seperti kakao dan mete banyak terdapat di Wonogiri. Aris Arianto
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com
