WONOGIRI-Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menjadi magnet bisnis buat mereka yang pandai menangkap peluang. Di antaranya bisnis penjualan cacing umpan, yang harganya konon bisa melebihi harga daging sapi.
“Cacing untuk umpan mancing, di sini (WGM) yang terkenal ada dua jenis. Pertama jenis bayem, kedua jenis fosfor,” ungkap seorang mancing mania, Wiryono, Jumat (23/3/2018).
Cacing jenis bayem, menurut dia adalah yang paling mahal. Sebab menjadi favorit para mancing mania dengan badan lebih besar daripada fosfor. Satu ons bisa mencapai 12 ribu bahkan lebih.
“Kalau sekilo tinggal mengalikan. Untuk cacing fosfor harganya sekitar setengahnya,” jelas dia.
Tidak setiap saat cacing tersedia di lapak penjual umpan. Inilah yang semakin menambah mahal harganya.
“Tapi kalau namanya hobi, berapapun harganya ya dibeli,” tandas dia.
Salah satu penjual cacing umpan, Ranto, permintaan cacing pospor untuk umpan memancing ikan nila meningkat tajam, terutama ketika memasuki pancaroba hingga kemarau. Ranto mengaku berjualan pakan ikan ini sejak puluhan tahun silam.
“Kalau air waduk surut, biasanya ikan-ikan nila tidak mau lagi diberi umpan lumut. Sehingga para pemancing memilih menggunakan cacing sebagai umpannya,” beber dia.
Bapak beranak dua ini mengatakan, setiap satu paket cacing pospor dibanderol Rp 7.000. Jika ditimbang, berat cacing satu paket itu tidak sampai satu ons.
“Selain cacing, saya juga menjual lumut, ” kata dia.
Dalam sepekan, Ranto mampu menjual sekitar 50 kilogram cacing pospor. Pembeli cacing biasanya paling ramai di hari Sabtu dan Minggu atau hari libur. Cacing-cacing itu didapat dari mengorek tanah persawahan, sebagian hasil setoran koleganya.
Dengan meladeni kebutuhan pemancing dia mengaku segala kebutuhan hidupnya terpenuhi. Dari hasil berjualan lumut dan cacing ini, dia dan istrinya dapat menyekolahkan anak-anaknya.
Dia mengaku tetap akan menjalankan bisnis jual beli cacing. Pasalnya prospek masih terbuka lebar, seiring semakin bertambahnya mancing mania di sekitar WGM. Terlebih untuk menjalankan bisnis itu, tidak membutuhkan modal terlalu besar.
“Yang penting tidak jijik, telaten, pasti bisa,” tandas dia. Aris Arianto