JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Warga Desa Bero Kecamatan Manyaran Punya Pohon Uang, Ini Buktinya

Kakao yang tumbuh subur di Wonogiri. JSNews/Aris Arianto
   
Kakao yang tumbuh subur di Wonogiri. JSNews/Aris Arianto

WONOGIRI-Warga Desa Bero Kecamatan Manyaran, Wonogiri, telah sekian tahun memiliki pohon uang. Hasil dari pohon tersebut bisa menambah keuangan warga.

Bagi warga Desa Bero, kakao atau biki coklat sudah diibaratkan pohon uang. Kakao menjadi penopang perekonomian keluarga mereka selain bertani yang menjadi profesi hampir 80 persen warga.

Kepala Desa (Kades) Bero, Roh Edi Wibowo, Minggu (18/3/2018), mengatakan, ada sekitar 1300 KK dengan 5000-an jiwa di desanya. Hampir dapat dipastikan, setiap keluarga memiliki tanaman kakao di pekarangan rumahnya.

Di Desa Bero ada 12 Dusun, yakni Dusun Bero, Jetis Kidul, Jetis Lor, Pucanganom, Silir, Pondok, Gembuk, Pageyan, Banasan, Kopen, Timoyo, dan Gayam. Kakao dijumpai di semua dusun, namun paling banyak ada di Dusun Bero, Pageyan, Jetis Lor, dan Jetis Kidul.

Baca Juga :  Cara Membedakan Jalan Nasional Provinsi dan Kabupaten, Cukup Lihat Warnanya Saja

Menurut dia, tanaman kakao sudah ada sejak tahun 1980-an. Dulu merupakan bantuan pemerintah, kemudian berkembang terus sampai sekarang.

Dia mengaku tidak tahu persis jumlah tanaman kakao milik warganya. Pasalnya semakin bertambah lantaran warga selalu menanam bibit baru di sekitar tanaman yang telah menua. Yang jelas, menurut dia, dengan adanya tanaman kakao, warga sangbat terbantu perekonomiannya.

Kakao itu buahnya tidak kenal musim. Jadi panennya hanya menunggu tua, nanti dikumpulkan kemudian ada pedagang besar yang membeli langsung dari warga,” ujar dia.

Satu kilo kering kakao, dibeli pedagang seharga Rp 20 ribu. Dalam satu tahun, satu batang kakao bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram kakao kering. Sehingga satu tahun per batang bisa mengisi uang di kantong warga sekitar Rp 2 juta.

Baca Juga :  Mengenal Pemanfaatan Program Indonesia Pintar di Ujung Barat Laut Wonogiri

“Padahal satu keluarga memiliki lebih dari satu batang, jadi tinggal mengalikan,” terang dia.

Namun tetap ada kendala yang dihadapi warganya, yakni kemunculan hama sejenis jamur di buah kakao. Hama tersebut membuat buah berubah warna dari hijau atau merah menjadi kehitaman. Lama-kelamaan buah akan membusuk. Buah yang didapati terserang hama, lanjut dia, akan langsung dibuang pemiliknya, supaya tidak menular. Tapi serangan itu tidak, produksi kakao masih tetap baik. Aris Arianto

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com