JOGLOSEMARNEWS.COM Edukasi Pendidikan

Membentuk Karakter Anak Pun Bisa dengan Lagu, Ini Yang Dilakukan Ibu Guru Ini

   
Tribunnews

BATANG – Seorang wanita paruh baya sibuk menata kertas yang sudah dirangkai menjadi sebuah makalah, satu persatu makalah ia sampuli menggunakan plastik.

Cukup lama wanita tersebut bergelut dengan tumpukan makalah di ruangan belakang rumahnya.

Beberapa makalah yang berisi syair lagu disertai note balok dan gambar gerakan seorang anak menari ia perhatikan secara serius.

Selain gunungan makalah, beberapa kaset video CD juga ia kemas rapi bersama makalah-makalah tersebut.

Wanita paruh baya itu adalah Sri Handayani (54) warga Desa Tambak Boyo Kecamatan Raban Kabupaten Batang, yang merupakan satu di antara pencipta lagu dan tari untuk taman kanak-kanak (TK).

Diketahui Handayani sudah menciptakan sekitar 50 lagu untuk edukasi siswa baik Kelompok Bermain (KB) ataupun TK, dan karyanya dipakai oleh para pengajar yang ada di Jateng.

“Saya menciptakan lagu dari 1982 ketika masih mengajar di Pekalongan, lalu saya memilih untuk nengabdi ke Batang,” ujarnya, Kamis (26/4/2018).

Walaupun sudah berumur namun wanita yang akrap disapa oleh warga desa dengan nama Bu Yani tersebut masih ingin mendedikasikan ilmunya untuk anak-anak.

Bahkan ia membuka pintu rumahnya lebar-lebar untuk dijadikan tempat bermain dan belajar bagi anak-anak di desanya.

“Anak-anak yang mau bermain sembil belajar silahkan saja, saya justru senang. Terkadang sampai sore banyak anak-anak belajar menari maka dari itu saya sediakan beberapa peralatan untul menonton video tari,” paparnya.

Meskipun memiliki segudang prestasi, tak membuat wanita kelahiran 1964 itu berbangga diri. Bahkan ia masih ingin terus belajar.

“Kalau prestasi pemaparan edukasi anak beberapa kali saya meraih juara pertama dari kementrian pusat dan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng, tapi hal tersebut tak membuat saya berhenti karena sayang masih ingin belajar,” imbuhnya.

Dalam kesibukan menata makalah ia menuturkan pentingnya membentuk karakter anak melalui lagu.

“Para pengejar harus paham betul peranan lagu anak, tidak hanya dinyanyikan namun yang terpentimg untuk membentuk karakter anak,” jelasnya.

Kurangnya pengetahuan para pengajar terkait pendidikan karakter anak lewat lantunan lagu, dituturkannya membuat anak didik tak lagi menyukai lagu-lagu anak.

“Sekarang anak usia lima tahun lebih menyukai lagu pop, dan para pengajar membiarkan hal tersebut, itu kesalahan besar. Karenan nantinya anak didik berpikir lebih pandangan usia mereka,” kata Handayani.

Wanita 54 tahun itu berharap para pengejar bisa menanamkan pendidikan moral lewat lagu anak-anak.

“Jangan sampai karakter anak rusak karena salah pendidik, karena selain lingkungan dan keluarga, sekolah merupakan bengkel untuk membentuk moral dan karakter anak agar bisa maju di masa depan,” timpalnya. # Tribunnews

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com