WONOGIRI-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri berupaya menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat serta para stakeholder terhadap pentingnya penyediaan pangan yang cukup dan bergizi.
Salah satunya dengan mendorong dan memotivasi masyarakat untuk mengoptimalkan sumber pangan lokal untuk kemandirian dan ketahanan pangan.
Bupati Joko Sutopo menyatakan apresiasinya terhadap masyarakat Wonogiri, khususnya petani. Pasalnya di tengah perubahan iklim yang telah membuat para petani sulit merencanakan masa tanam maupun masa panen, Kabupaten Wonogiri mengalami surplus tanaman pangan, misalnya padi hingga 163 ribu ton.
Satu hal yang ditekankan Bupati, masyarakat tidak boleh berpatokan pada satu jenis tanaman sebagai indikator ketahanan pangan, yakni padi. Masih banyak tanaman lokal lain yang sanggup mensubstitusi padi.
“Manfaatkan tanaman lokal seperti singkong maupun umbi-umbian yang cocok dikembangkan di Wonogiri,” tegas Bupati, Sabtu (7/4/2018).
Bupati menyebutkan untuk mempertahankan kondisi ketahanan pangan diperlukan adanya sinergitas berbagai pihak melalui kebijakan yang diambil. Apalagi era MEA menjadi tantangan bagi pemkab untuk melanjutkan kedaulatan pangan, dimana pangan lokal bisa bersaing di dalamnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (KKP) Wonogiri, Safuan menegaskan kerap menggunakan menu asli Wonogiri untuk keperluan rapat. Diantaranya singkong, uwi, gembili, krowotan (umbi-umbian), dan produk pangan lokal lainnya.
Dikatakannya, menyajikan menu lokal juga memberikan dampak menguntungkan. Pola tersebut, bisa mendorong program cinta produk lokal seperti makanan dari singkong atau kacang. Juga bakal mendatangkan keuntungan secara ekonomis bagi kalangan petani dan pekebun, lantaran mendapat nilai tambah dari hasil panenannya. Aris Arianto