WONOGIRI-PT Aquafarm Nusantara akhirnya buka mulut soal program corporate social responsibility (CSR) yang dipertanyakan Pemkab Wonogiri.
Manager HRD PT Aquafarm Nusantara, Harjono, mengatakan kegiatan CSR menurut dia masih bersifat abu-abu. Namun menurut perusahaan, penjualan ikan stres dikategorikan sebagai program kepedulian sosial.
“Jadi ketika ada ikan yang tidak sesuai kualitas untuk ekspor, akan kamu jual ke masyarakat melalui nelayan dan pedagang lainnya. Ikan kategori ini dinamakan ikan stres. Harganya jauh dibawah harga pasar, misalnya harga pasar nila Rp 20 ribu, dari kami hanya Rp13 ribu,” jelas dia, Rabu (18/4/2018).
Selisih harga tersebut, ujar dia, bisa dinikmati masyarakat sebagai keuntungan dan menambah kesejahteraan.
“Tapi kalau memang hal itu tidak termasuk CSR, ya kami akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku,” terang dia.
Kegiatan lain yang dilakukan sebagai bentuk CSR, jelas dia, meliputi mengikuti turnamen sepak bola Rp150 ribu maupun lomba satpam sebesar Rp 350 ribu.
Untuk dokumen lingkungan, perusahaan yang berkantor pusat di Medan, Sumut itu, sebut dia, sebatas mengantongi relomendasi IKL UPL. Menurut pengetahuan dia, hal itu sudah cukup sebagai dokumen lingkungan.
Dia menerangkan, PT Aquafarm Nusantara sebagai pembudidaya ikan salah satunya di WGM, berdiri sejak 1988. Produk berupa filet ikan nila untuk ekspor ke Amerika dan Eropa. Di WGM memiliki 240 petak dengan ukuran 6 X 12 meter perpetak. Produksi perbulan mencapai 300 ton. Aris Arianto