

BANDUNG-Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, banjir yang menggenang di wilayah Pasteur Bandung, dan daerah lainnya, bukan yang pertama kali. Tapi frekuensi banjir saat ini makin sering terjadi. Bahkan intensitasnya makin meningkat.
“Kota Bandung yang berada di dataran tinggi saat ini menjadi rawan banjir. Dampak perubahan penggunaan lahan yang masif yang mengabaikan lingkungan dan konservasi tanah dan air menyebabkan Kota Bandung menjadi rawan banjir. Kapasitas drainase dan sungai sudah tidak mampu menampung aliran permukaan,” kata dia dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (22/4/2018).
Menurut dia, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan menanggulangi banjir. Tata ruang harus menjadi panglima dalam pembangunan. Tidak bisa semua diserahkan pada ekonomi pasar yang semua orang bisa membangun dimanapun. Kawasan konservasi dan resapan air harus dipertahankan. Interaksi antara hulu-tengah-hilir daerah aliran sungai harus diperhatikan.
“Selama pembangunan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dengan mengabaikan lingkungan maka yang terjadi adalah bencana meningkat,” tegas dia.
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com