JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Turis Asing Ini Sudah 3 Kali Ikut Labuhan Ageng Merapi, Tapi Tak Bosa Juga

   
Tribunnews

SLEMAN – Prosesi Labuhan Merapi Selasa siang (17/04/2018) di Sri Manganti, lereng Gunung Merapi kemarin, mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat dan wisatawan nasional maupun manca negara.

Miguel, turis asal Barcelona,  Spanyol, mengikuti seluruh prosesi dari awal sampai akhir. Ia mengaku mendapat informasi mengenai tradisi labuhan Merapi itu dari teman-temannya. Walaupun capek, ia tetap mengagumi jalannya acara Labuhan Merapi ini.

“Ini pertama kalinya saya menyaksikan acara ini. Saya kagum dengan usaha mereka untuk bersusah payah naik ke atas sini. Menurut saya ini sangat indah,” ujar Miguel yang baru tiba di Yogyakarta kemarin ini.

Berbeda lagi dengan Jasmine Winnett. Warga asal Inggris ini mengaku sudah tiga kali ikut acara Labuhan di Merapi. Namun ia tidak juga bosan untuk terlibat dalam prosesinya.

Baca Juga :  Korsleting Saluran Freon AC, Bus PO Haryanto Ludes Terbakar, 10 Penumpang Selamat

“Saya menikmati suasananya. Saya sangat kagum dengan para sesepuh yang masih kuat mendaki,” tutur Jasmine.

Perempuan yang sudah menetap di Yogyakarta selama 3 tahun ini menyatakan bahwa ia banyak belajar budaya Jawa lewat upacara Labuhan Merapi yang hanya berlangsung setiap 8 tahun sekali ini.

Ia juga tertarik dengan sistem Juru Kunci, berbagai mitos, serta tentang kepercayaan adanya makhluk lain yang ikut hidup berdampingan dengan manusia.

“Saya kagum dengan tradisi Jawa, di mana penghormatan terhadap alam dan budaya masih eksis hingga sekarang,” ujar pengajar di Sekolah Merapi ini.

Sementara itu, Ibu Sugeng mengaku baru kali ini mengikuti prosesi Labuhan di Merapi. Ia pun rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Bantul untuk mengikuti prosesi Labuhan secara langsung.

Baca Juga :  Lebaran Sudah Lewat, Tapi Masih Ada Perusahaan di DIY Belum Bayar THR

“Waktu Labuhan di Parangkusumo kemarin saya juga ikut,” ujar pensiunan guru ini.

Ibu Sugeng menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam prosesi Labuhan ini karena ingin ikut menjalani dan melestarikan budaya Jawa. Walau umurnya tak lagi muda, ia mengaku tetap bersemangat untuk mengikuti jalannya arak-arakan hingga ke Sri Manganti. Menurutnya ini juga bagian dari filosofi dan tradisi Jawa.

“Perjalanan ini menggambarkan laku prihatin, di mana halangan yang berat harus dilalui untuk mencapai tujuan,” jelas Ibu Sugeng yang datang bersama kerabatnya ini.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com