BOYOLALI– Inspektorat Jawa Tengah siap melakukan audit, menyusul tidak diakuinya hasil rekam biometrik yang dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Haji Solo yang terletak di Donohudan, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Terkait hal itu, tim pengawas kinerja aparatur sipil negara (ASN) tersebut langsung turun ke lapangan untuk mengetahui persoalan yang sebenarnya.
Ketua Tim Pemantau Haji Inspektorat Jateng, Titik Orbawati menuturkan, belum sempurnanya oelaksanaan proses rekam biometrik menjadi perhatian tersendiri, mengingat Embarkasi Solo menjadi Pilot Project dalam hal ini.
“Kita tidak mau katanya-katanya. Inspektorat sebagai auditor kita melihat langsung bagaiman biometrik bekerja. Menurut kami memang ada kekurangan khususnya saat pemberangkatan kloter (kelompok terbang) pertama,” urainya.
Sebelumnya, proses perekaman biometrik tidak berjalan lancar pada saat dilakukan pada jamaah calon haji kloter pertama. Menurut Titik, kegagalan rekam biometrik harus menjadi pelajaran bagi PPIH.
“Mengingat perekaman tersebut merupakan salah satu pelayanan jemaah sebelum berangkat ke tanah suci. Setelah sempat tidak berjalan lancar, sekaranf PPIH terus bekerja untuk memperbaiki kesalahan. Dan mulai kloter ke dua sudah lancar. Mungkin saat kloter satu kemarin, karena alatnya baru sehingga harus ada penyesuaian,” tukasnya.
Sementara itu, Kasubag Humas PPIH Embarkasi Solo, Afief Mundzir mengatakan, hasil rekam biometrik yang dilakukan di tanah air ternyata tidak diakui di Arab Saudi. Pihak imigrasi negara tersebut kembali melakukan perekaman yang sama terhadap seluruh jamaah.
“Calon jemaah haji dari kloter satu dan dua sudah tiba di tanah suci pada Selasa (17/7/2018) siang waktu setempat. Menurut keterangan dari petugas kloter, seluruh jemaah diminta untuk melakukan rekam biometrik oleh otoritas setempat. Padahal saat pemberangkatan, separo dari 352 CJH telah melakukan rekam biometrik. Menurut laporannya begitu. Dari sini kan sudah 50 persen. Tetapi disana diminta rekam lagi semua. Iya, semuanya,” paparnya, Kamis (19/7/2018).
Diakuo Afief, pihaknya tidak mengetahui pasti apa alasan imigrasi Arab Saudi kembali melakukan rekam ulang biometrik. PPIH akan melakukan koordinasi dengan pihak Arab Saudi terkait kejadian tersebut. Selain itu pemerintah Arab Saudi wajib memberikan penjelasan secara gamblang soal rekam biometrik.
“Apakah scan yang kita lakukan tidak dapat dibaca disana, atau ada alasan lain kita belum mengetahui. Saya tanyakan ke Jakarta dan Surabaya ternyata juga sama. Di scan lagi. Dan sampai pemberangkatan kloter 4, proses rekam biometrik di embarkasi Solo berjalan dengan lancar. Setelah sempat terganggu pada kloter 1, seluruh jemaah kloter 2, 3 dan 4 berhasil melakukan perekaman,” pungkasnya. Triawati PP