Beranda Edukasi Akademia Kolaborasi dengan UNS, Pertamina Ciptakan Sumber Energi Alternatif Murah Namun Berkekuatan Besar

Kolaborasi dengan UNS, Pertamina Ciptakan Sumber Energi Alternatif Murah Namun Berkekuatan Besar

Humas UNS
Humas UNS

SOLO– Semakin menipisnya persediaan energi dari minyak bumi, membuat PT Pertamina berinisiatif menciptakan inovasi sumber energi alternatif. Berkolaboraai dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, PT Pertamina (Persero) membuat Lithium Ion Battery (LIB).

Sumber energi alternatif tersebut digunakan untuk penggerak motor listrik yang hemat dan murah. Tidak hanya itu, sumber LIB ini juga bisa digunakan untuk peralatan elektronik lainnya, termasuk power bank yang notabene telah menjadi kebutuhan “dasar” saat ini. Hebatnya lagi, baterei hasil produksi Pertamina-UNS ini mampu menempuh jarak 23 kilometer per kwh jika diterapkan sebagai penggerak motor listrik gesit.

Menurut Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina, Gigih Prakoso, Pertamina mendukung pengembangan energi baru terbarukan sesuai dengan Roadmap Pertamina 2030 dan sejalan kebijakan global untuk menurunkan kadar emisi melalui penggunaan energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik.

“Baterai menjadi isu penting bagi pengembangan kendaraan listrik. Karena itu teknologi pembuatan baterai menjadi bisnis yang strategis. Sebagai BUMN energi, Pertamina akan menjadi produsen baterai kendaraan listrik. Karena tanpa teknologi pembuatan baterai ini, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produsen negara lain,” urainya dalam soft launching LIB, Jumat (13/7/2018), di Pusbangnis UNS.

Ditambahkan Senior Vice President Research & Technology Center, Herutama Trikoranto, Battery Cells produk kerjasama Pertamina UNS akan dijadikan battery pack, antara lain ditujukan untuk kendaraan bermotor listrik roda dua. Baterai ini merupakan pengembangan battery pack yang sebelumnya dibuat bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

“Satu unit battery pack nanti akan memiliki kapasitas 3 kWh untuk motor listrik dengan kekuatan 5 kW atau  lebih kurang setara dengan mesin motor dengan pembakaran internal berkapasitas 125-150 cc.  Kekuatan baterai mampu menjangkau jarak jauh. Untuk produksi selanjutnya Baterai lithion ini akan dikirim ke ITS di Surabaya,” tukasnya.

Perbandingannya, lanjut Herutama, sama dengan jarak tempuh sepeda motor dengan pembakaran internal (ICE, internal combustion engine) yang membutuhkan BBM 2-3 liter.  Dengan  tarif listrik tertinggi saat ini Rp 1.644,52 per kWh,  maka untuk jarak tempuh lebih jauh dengan biaya lebih murah.  “Kendaraan listrik yang didesain menggunakan battery pack itu cukup 2-3 kali pengisian ulang per minggu untuk pemakaian normal di dalam kota,” paparnya.

Herutama mengungkapkan LIB produksi PertaminaUNS ini adalah produk battery Lithium Ion yang pertama karya anak bangsa yang dibuat pada skala demonstration plant yang siap untuk dikomersialisasikan di mana riset formulai hingga scale-up dilakukan oleh anak bangsa. Baterei ini menjadi energi yang ramah lingkungan yang menjadi pengganti energi fosil untuk kendaraan bermotor.

“Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah untuk penggunakan listrik sebagai pengganti kendaraan bermotor ICE pada tahun 2040.  Baterei ini telah menjadi salah satu dukungan Pertamina untuk energi masa depan karena trend penggunaan energi fosil akan bergeser ke energi baru terbarukan,” pungkasnya.

 

Saat ini Pertamina bekerja sama dengan sejumlah lembaga riset untuk menjawab tantangan industri baterai salah satunya pada peningkatan kapasitas battery lithium ion dan peningkatan aspek keamanannya. Produksi baterai ini akan dikembangkan pada  penyimpan energi (Battery Energy Storage System) untuk back-up listrik, stabilisasi frekuensi listrik dan penyimpan listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan. Juga sebagai penyimpan energi dari solar PV pada instalasi Penerangan Jalan Umum(PJU), dan sebagainya. Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatangan MoU antara Pertamina dengan UNS dengan lingkup kerja sama antara lain penelitian dan pengembangan teknologi penyimpanan energi.

Sementara itu, Rektor UNS, Prof Ravik Karsidi mengutarakan, model kerjasama yang dilakukan antara Pertamina dan UNS adalah bertahap sampai ke publikasi.

“Saat ini target produksinya yaitu 1000 cel per hari dan akan meningkat sesuai dengan kebutuhan,” ujarnya. Triawati Prihatsari Purwanto