KARANGANYAR- Penangkapan sejumlah pelajar yang pesta miras dan pacaram di Karanganyar, memang menghadirkan keprihatinan tersendiri. Namun, ternyata perilaku pacaran para ABG pelajar itu seolah menjadi tren dan banyak ditemui di lapangan.
Pantauan di lapangan, juga sejumlah lokasi di Karanganyar Kota yang selama ini dijadikan arena nongkrong para anak muda dan kalanhan pelajar di malam hari.
Tak jarang ada yang menjadikan lokasi perkantoran sebagai tempat pacaran. Salah satunya di kompleks perkantoran Cangakan.
Lokasi yang minim penerangan serta bangunan yang belum difungsikan, membuat lokasi ini menjadi arena tongkrongan.
Menurut penjaga salah satu kantor milik pemerintah berinisial S, lokasi perkantoran Cangakan memang sering dijadikan lokasi nongkrong dan pacaran hingga larut malam.
“Minimnya penerangan serta banyaknya gedung yang belum difungsikan menjadi lokasi yang aman bagi mereka untuk pacaran.sebenarnya sudah sering dilakukan operasi, baik Satpol PP maupun Polisi, namun tetap saja nekad,” kata dia.
Kepala Satpol PP Karanganyar, Kurniadi Maulato, kepada sejumlah wartawan, Kamis (2/8/2018) mengatakan razia dan operasi pelajar memang terus dilakukan, karena selama ini warga merasa resah terhadap para pelajar yang bolos saat jam pelajaran.
Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi,pihaknya melakukan razia, dan mengamankan para pelajar ini ke kantor Satpol PP untuk dilakukan pembinaan.
“Di kantor Satpol PP para pelajar itu kita mintai keterangan, didata, kemudian dibina dengan diberi arahan dan nasihat. Selain itu, Satpol PP juga akan memanggil guru sekolah dan orang tua mereka,” kata Kurniadi, Kamis (02/08/2018).
Dijelaskannya, Satpol PP telah melakukan patroli rutin tiga kali sehari, dengan sasaran sejumlah obejk wisata.Bahkan dalam salah satu kegiatan patroli, Satpol PP mengamanakan sepasang siswa siswi di waduk lalung. Mereka diduga berpacaran dan kemudian turut diciduk.
“Kami juga mengharapkan para orang tua lebih intensif dalam melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya.Orang tua hanya tahu anaknya berangkat ke sekolah, namun tidak melakukan pemantauan apakah anak mereka tersebut sampai ke sekolah atau tidak,” ujarnya. Wardoyo