JAKARTA--Calon presiden Joko Widodo(Jokowi) mengaku melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menentukan nama bakal calon wakil presiden (Cawapres) yang bakal ia gandeng. “Melibatkan,” kata Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu(8/8/2018).
Jokowi melibatkan KPK untuk memastikan bahwa Cawapres pilihannya berstatus bersih dari kasus korupsi. Cara tersebut juga pernah dipakai saat memilih menteri Kabinet Kerja pada saat pertama kali baru terpilih sebagai presiden.
Para menteri harus bebas dari tanda merah atau kuning KPK. Tanda merah menandakan adanya risiko tinggi calon menteri terlibat kasus dugaan korupsi. Sedangkan tanda kuning menandakan calon menteri tersebut pernah dilaporkan masyarakat ke KPK.
Namun hingga saat ini Jokowi masih enggan untuk menyebutkan nama cawapres, Jokowi hanya menyebut berinisial M. “Depannya pakai M pokoknya,” kata dia.
Ketika disebutkan satu per satu sosok bakal cawapres dengan nama depan M, Jokowi malah bergurau. Ia kemudian menyebutkan beberapa sosok di hadapan awak media. “Pak Maruf? Muhammad Jusuf Kalla juga M. Mbak Puan juga M. Mas Airlangga juga M,” kata dia sambil berseloroh.
Nama-nama cawapres Jokowi yang sudah beredar dan memiliki unsur huruf M pada namanya, di antaranya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan Muhammad Romahurmuziy.
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.
