Beranda Umum Internasional Kementerian Negara Kolombia Meminta Warganya Menunda Hubungan Seks Warganya, Ini Sebabnya

Kementerian Negara Kolombia Meminta Warganya Menunda Hubungan Seks Warganya, Ini Sebabnya

Ilusrtrasi/Tribunnews

Soal hubungan seks warga, ternyata bisa saja menjadi urusan sebuah kementerian di sebuah negara.  Adalah Kolombia, negara yang meminta warganya menunda hubungan seks warganya, lantaran  gelombang panas yang merayap ke negeri itu.

“Tunggu hingga suhu dingin,” tulis Foxnews mengutip keterangan Kementerian Kesehatan Negara Bagian Santa Maria, Kolombia.

Menurut laporan Colombia Report, Menteri Kesehatan Santa Maria, Julio Salas, menyarankan penduduk setempat agar menghindari hubungan seks dengan pasangannya ketika cuaca panas.

Santa Maria, kantor berita Associated Press menyebutkan, sebuah kawasan destinasi wisata populer di pantai Kolombia, saat ini, sedang dihajar suhu tinggi mencapai 104 derajat Fahreinheit atau 40 derajat Celcius.

“Fasilitas kesehatan di kota pantai tesebut, baru-baru ini, dibanjiri oleh pasien yang mengeluh akibat serangan stroke panas,” AP melaporkan.

Salas mengatakan, sebagaimana dikutip SkyNews, bagi warga yang tak bisa menahan birahi seks hendaknya mereka menunggu hingga malam hari ketika suhu udara mulai turun. “Kecuali jika kalian memiliki penyejuk udara memadai, kegiatan seks Anda tak masalah,” ucapnya.Ratusan orang memadati pantai saat cuaca panas melanda di kawasan Benidorm, Spanyol, 2 Agustus 2018. Sepanjang sejarah, rekor cuaca panas ekstrem di Eropa terjadi pada 1977, yang melanda Kota Athena dan sekitarnya, dengan catatan suhu mencapai 48 derajat Celsius. REUTERS/Heino Kalis

Untuk menghadapi gelombang panas di Kolombia, Salas menyarankan warga tetap mandi air dingin, menghindari dehidrasi dan tidak berada di bawah terik matahari.

Dalam beberapa pekan ini gelombang panas menimpa sejumlah negara di Eropa dan Asia. Di Inggris, pada pertengahan Juli 2018, suhu udara negeri itu mencapai 30 derajat Celsius. Gelombang panas juga menghantam Spanyol, India dan Jepang.

www.tempo.co