Beranda Daerah Sragen Penampakan Garuda Raksasa Berwarna Emas Muncul dari Ngandul Sumberlawang. Ribuan Warga Penasaran...

Penampakan Garuda Raksasa Berwarna Emas Muncul dari Ngandul Sumberlawang. Ribuan Warga Penasaran dan Padati Sepanjang Jalanan Sumberlawang

Ilustrasi Garuda raksasa saat diarak warga Dukuh Ngandul RT 567 di sepanjang jalan Solo-Purwodadi memeriahkan karnaval HUT RI di Desa Ngandul, Minggu (12/8/2018). Foto/Wardoyo
Garuda raksasa saat diarak warga Dukuh Ngandul RT 567 di sepanjang jalan Solo-Purwodadi memeriahkan karnaval HUT RI di Desa Ngandul, Minggu (12/8/2018). Foto/Wardoyo

SRAGEN- Masyarakat di wilayah Sumberlawang dibuat terkesima dengan kemunculan burung garuda berukuran raksasa,  Minggu (12/8/2018). Burung garuda berukuran besar itu langsung menyita perhatian ribuan masyarakat berbagai desa di Sumberlawang dan pengendara di jalan raya Solo-Purwodadi sepanjang Sumberlawang, hingga arus lalu lintas macet total.

Burung garuda itu memang bukan burung sungguhan. Akan tetapi hanyakah replika garuda berukuran besar yang dibuat untuk memeriahkan Karnaval HUT RI di Desa Ngandul, Sumberlawang.

Tak hanya garuda emas raksasa, karnaval itu juga dimeriahkan dengan kehadiran tank-tank dan pesawat tempur lengkap dengan pasukan katak. Kemudian ada pula kereta pembawa presiden dan wapres, serta masih banyak lagi kreasi yang ditampilkan oleh warga Desa Ngandul siang itu.

Deretan tank dan pesawat tempur itu merupakan kreasi dari Dukuh Sidomulyo RT 15, lalu garuda raksasa merupakan kreasi dari warga Dukuh Ngandul RT 5,6 dan 7. Kemudian dari dukuh lainnya menampilkan beraneka kreasi mulai dari kreasi batik, traktor sawah hingga perahu merah putih.

“Garuda itu kita buat selama satu bulan gotong royong dengan warga di Dukuh Ngandul RT 5,6,7. Kami sengaja ingin menampilkan lambang negara, agar masyarakat kembali mengingat dan menghayati kebhinekaan RI. Sekaligus memeriahkan HUT Kemerdekaan RI, ” ujar Roko Purnomo (52) tokoh Ngandul,  RT 5 6 dan 7 yang mengawal pawai garuda dukuhnya.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Roko menuturkan garuda itu dibuat dengan tinggi hampir 4 meter. Bahannya dari bambu, kardus, bungkus semen,  kawat dan cat. Ia berharap kreasi yang pernah menang di karnaval serupa 2017 itu, bisa menang kembali di ajang kali ini.

Penampilan tank tempur dari Dukuh Sidomulyo RT 15. Foto/Wardoyo

Sementara, Kades Ngandul, Supriyanto sendiri juga tampil cukup nyentrik dengan menampilkan konsep Punakawan. Kades berkostum ala Semar Bodronoyo yang diiringi empat tokoh punakawan lainnya dan warga.

Supriyanto mengapresiasi antusiasme warga di desanya yang bersemangat mengikuti karnaval menyambut HUT RI 2018 tersebut. Meski awalnya peserta merupakan perwakilan dari tiap RT,  namun jumlah yang tampil membeludak melebihi jumlah RT.

“Dari 23 RT yang ada, pesertanya malah mencapai 30 peserta. Dan kreasi yang ditampilkan macam-macam dan unik. Ada garuda yang menunjukkan kebhinekaan dan semua kreasi bertemakan keanekaragaman budaya. Ini menunjukkan semangat besar warga Ngandul untuk menjunjung tinggi keberagaman masyarakat, budaya dan agama serta semangat persatuan,” jelasnya.

Kreasi pasukan perang dan pesawat tempur. Foto/Wardoyo

Supriyanto menguraikan kreasi tiap RT yang disuguhkan di karnaval itu murni sumbang sih dari masyarakat. Panitia dan desa hanya sekadar membantu saja.

Baca Juga :  Hujan Deras Disertai Angin Kencang Terjang Kawasan Sangiran dan Desa Bukuran Kalijambe Sragen, Pohon Tumbang dan Genteng Rumah Warga Rusak

“Tujuan karnaval sendiri untuk menjaga semangat nasionalisme, meningkatkan persatuan dan keguyubrukunan warga. Bahwa keanekaragaman agama, budaya, suku ini anugerah yang menjadi kekuatan dan pemersatu masyarakat,” tandasnya.

Sementara perihal konsep menjadi Semar Bodronoyo itu, menurutnya merupakan representasi seorang pemimpin yang diharapkan bisa momong dan mengayomi semua masyarakat.

Setelah melalui penilaian,  juara pertama karnaval itu diraih kembali oleh penampilan burung garuda kreasi dari Dukuh Ngandul RT 5,6,7. Wardoyo