Selama ini, sudah jamak bila anak perempuan main boneka dan anak laki-laki main mobil-mobilan. Begitu pula, main bola identik dengan permainan anak laki-laki dan bekel atua lompat tali identik dengan permainan anak perempuan.
Permainan memang biasanya terkait dengan gender. Maka tak heran kalau orang tua sering khawatir bila melihat anaknya memainkan permainan yang tidak sesuai jenis kelami.
Namun, dokter tumbuh kembang anak, dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH mengatakan, ketika anak memilih mainan yang dianggap tidak sesuai dengan gender, bukan berarti mereka mempunyai kelainan orientasi, sebab anak memilih sesuatu hanya berdasarkan naluri dan rasa keingintahuannya yang tinggi.
Saat anak laki-laki ingin memainkan boneka, misalnya, kemungkinan besar itu dilakukan karena anak tertarik dengan bentuk boneka yang unik.
“Mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi adalah ciri khas anak. Anak akan selalu tertarik terhadap sesuatu yang baru. Dan ingat, apa yang dipikiran orang tua tidak sama dengan apa yang dipikirkan anak sehingga orang tua tidak perlu panik jika melihat anak laki-laki tertarik main masak-masakan, misalnya,” urai Bernie.
Sejatinya, mainan tidak punya kecenderungan gender. Semua anak boleh memainkan apapun yang membuat mereka tertarik dengan catatan orang tua harus mendampingi.
“Karena keberadaan ibu dan bapak akan menjadi role model bagi anak. Sambil bermain, orang tua bisa memberikan pengetahuan tentang peran gender kepada anak. Kalau seketika dibilang jangan, anak justru akan panik,” terang Bernie.