WONOGIRI-Relawan Peduli Jatipurno (RPJ) melaksanakan sekolah sungai, Minggu (30/9/2018). Lokasi kegiatan di Dam Warung Desa Slogoretno Kecamatan Jatipurno, Wonogiri.
Dalam rilisnya, Ketua RPJ, Meru Ristanto, menyebutkan kegiatan sekolah sungai merupakan gerakan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) terpadu. Khususnya terkait pengembangan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara berkelanjutan.
“Dengan mendesain contoh kawasan sungai yang mampu menjadi model dan membangun kesadaran mengurangi risiko bahaya pada tingkat komunitas,” kata dia.
Lebih lanjut dia memaparkan, sekolah sungai bukan merupakan sekolah formal. Tetapi bersifat informal yang diwujudkan dalam aksi kolaborasi pemerintah, TNI-Polri, dengan badan usaha dan komunitas masyarakat untuk terlibat dalam gerakan aksi nyata restorasi sungai.
“Contoh kegiatannya seperti sosialisasi tentang fungsi sungai, pembersihan sungai akibat sedimentasi, penebaran bibit lele dengan melibatkan komunitas kawasan sungai,” terang dia.
Kegiatan sekolah sungai ini melibatkan 150 personil yang terdiri dari berbagai komunitas di Jatipurno dan sekitarnya. Di antaranya Senkom, ICW Korwil Jatipurno, PMR SMK ISS Jatipurno, Karang Taruna Desa Slogoretno, Himpaudi Jatipurno, Relawan Independen Wonogiri, P3A Desa Slogoretno dan Multikarya group.
Tokoh masyarakat Slogoretno, Yusuf Suparmanto mengungkapkan, kegiatan sosialisasi ini penting untuk mendesiminasi tema sekolah sungai sebagai gerakan PRB. Selain itu untuk pengurangan sendimen DAS Bengawan Solo, pelestarian lingkungan dengan penebaran bibit ikan, dan kedepannya bisa menjadi rintisan desa wisata.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Bidang Sumber Daya Air DPU Wonogiri, Forkompincam Jatipurno, serta Relawan Difabel. Sejumlah agenda dibahas antara lain, penjelasan sekolah gunung di lereng Lawu Selatan, edukasi kekerasan pada anak dan perempuan di SD Negeri 3 Giriyoso Jatipurno, sosialisasi penyalahgunaan narkoba dan obat terlarang bagi karang taruna Desa Jeporo. Aris Arianto