SOLO – Namanya juga bocah, tetap saja tidak meninggalkan kepolosan dan sifat kelucuannya. Dalam acara road show film Petualangan Menangkap Petir di SD Kemasan 2 Surakarta itu pun kesan kelucuan itu sangat terasa.
Saat berada di ruang transit, pemain film tersebut, Fatih Unru dan Zara Leola disuguhi dengan segelas teh dan makanan kecil khas Solo dalam dos.
Zara maupun Fatih sama-sama membuka dos dan mencicipinya satu per satu. Mula-mula Fatih mencicipi srabi gulung. Sembari mengunyah, diamat-amatinya srabi di tangannya, persis gaya Bondan “Mak Nyus” Winarno saat membawakan acara kuliner.
“Mengapa Srabi ini disebut sebagai makanan khas Solo?” tanya Fatih spontan, sembari menengok kiri kanan.
Kepala SD Kemasan 2, Sri Yanti SPd yang ikut mendampingi anak-anak itupun menjelaskan dengan sabar mengenai asal mula srabi menjadi makanan khas Solo.
“Nah, kalaupun di luar sana ada makanan srabi, tetap saja orang berpikir srabi itu khas solo, karena pertama kali dibuat di Kota Solo,” ujar Sri Yanti dengan sabar.
Setelah makan srabi, Fatih pun mencomot makanan berbungkus daun pisang.
“Nah, kalau ini lontong!” ujarnya, yang disambut tawa hadirin.
“Bentuknya seperti lontong, tapi itu namanya arem-arem,” ujar Sri Yanti.
Lalu Sri Yanti menjelaskan perbedaan lontong dan arem-arem kepada bocah lucu asal Kota Jakarta itu. Tak hanya itu, Sri Yanti bahkan dengan sabarnya membantu membuka bungkus arem-arem, ketika melihat Fatih membuka bungkusnya dari tengah.
“Nah, membukanya dari ujung seperti ini…”
“Hmm… ada manis dan pedesnya…” ujar bocah itu dengan wajah lucu. #suhamdani