SRAGEN- Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Ungkapan itu agaknya klop untuk menggambarkan nasib tragis yang dialami Mbah Pariyem (75), nenek miskin asal Dukuh Kacangan, RT 27, Pagak, Sumberlawang.
Betapa tidak, belum kering air matanya atas kematian putranya, Warmin (35) yang diduga dibantai di WC Umum Pasar Colomadu, nenek itu kembali dihadapkan persoalan menyesakkan.
Ia mendadak menerima surat tagihan pembayaran biaya pengobatan untuk putranya selama menjalani perawatan.
Tak tanggung-tanggung, tagihan biaya pengobatan itu mencapai angka Rp 40 juta.
Sontak, surat tagihan biaya itu langsung memantik kepedihan baru bagi Mbah Pariyem. Dengan kondisinya yang renta dan tak punya penghasilan, tagihan Rp 40 juta itu dinilai sangat memberatkan.
“Iya, barusaja tadi kami dilapori keluarga korban kalau mendapat surat dari RSUD Moewardi Solo kepada orangtua korban,” papar Kades Pagak, Joko Purnomo Senin (3/9/2018).
Dalam surat itu intinya menyampaikan kalau biaya pengobatan almarhum selama di rumah sakit, harus segera dibayar. Padahal orangtua korban terbilang sudah tua dan kondisinya sangat-sangat tidak mampu.
“Tadi orangtua dan keluarga korban datang meminta petunjuk ke kami. Kasihan memang, karena kondisi orangtuanya sudah tua dan bingung darimana bisa dapat uang Rp 40 juta itu,” terangnya.
Joko menyampaikan semula orangtua korban sempat meminta pertimbangan untuk menjual satu-satunya harta yakni rumah gubug dan pekarangan. Namun pihaknya berfikir jika pekarangan dan rumah kecil itu sampai dijual, maka yang kasihan adalah orangtua dan adik korban.
Sebab mereka bakal tidak punya tempat tinggal lagi. Atas kondisi itu, Joko menegaskan saat ini Pemdes tengah memperjuangkan agar orangtua korban mendapat keringanan biayaatau bila perlu dibebaskan dari tagihan.
“Kami akan membuat surat ke bupati. Mudah-mudahan ada kebijakan yang membantu keringanan untuk orangtua korban karena benar-benar ekonominya tidak mampu,” tandas Kapolres.
Seperti diberitakan, Warmin ditemukan tewas bersimbah darah di WC Umum Pasar Colomadu, Karanganyar pada Selasa (28/8/2018). Pemuda yang belakangan diketahui juga sebagai petugas kebersihan pasar itu memang diduga tewas akibat penganiayaan berat.
Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Karanganyar, AKP Purbo Adjar Waskito, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Henik Maryanto, Sabtu (1/9/2018). Ia menyampaikan saat ini tim masih mengintensifkan penyelidikan kasus tersebut.
Meski belum menemukan pelaku penganiayaan, namun hasil penyelidikan sementara mengarah pada fakta bahwa korban meninggal diduga karena penganiayaan kategori berat.
Purbo menceritakan korban meninggal karena luka yang diderita pada bagian kepala tepatnya bagian kepala antara dahi dan hidung. Wardoyo