SRAGEN- Puluhan Kepala Keluarga (KK) di sepanjang jalan utama Kecamatan Gondang, memprotes keberadaan proyek pembangunan jalan tersebut. Selain molor jauh dari jadwal, proyek yang dikerjakan tanpa akses saluran air dan berem di kedua sisi jalan, membuat air menjadi mambat dan meluap membanjiri rumah warga.
Keluhan itu terungkap saat digelar inspeksi mendadak (sidak) oleh Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto, Senin (22/10/2018). Saat meninjau sejumlah titik proyek jalan di Gondang-Pasar Gondang, sejumlah warga di sepanjang jalan menyampaikan keluhan dan penyesalannya terhadap proyek itu.
“Pengerjaan awalnya sudah mundur banyak sekali. Yang disayangkan lagi, mbangun jalan tapi tidak ada berem dan tidak memberi akses saluran air. Padahal sekarang jalan dinaikkan sampai ketinggian 25 sentimeter, sehingga semua rumah warga sekarang berada di bawah jalan. Dampaknya ketika hujan turun, air semua meluber masuk ke rumah warga karena salurannya nggak ada,” papar Hendra (50) warga Gondang Baru RT 11/4, Gondang, saat menyampaikan keluhannya di lokasi sidak.
Menurutnya, mestinya sebelum jalan dibangun, akses saluran air juga dinaikkan dan dibangun. Sehingga warga di kedua sisi jalan tidak menjadi korban.
Menurutnya ada lebih dari 20 KK di sepanjang kanan kiri jalan yang kini was-was karena kebanjiran dampak proyek yang tanpa berem dan saluran.
“Mudah-mudahan dengan sidak ini, Pimpinan PU (DPU-PR) mendengar. Akhirnya ini sebagian warga terpaksa perbaiki sendiri karena tidak segera ditangani PU,” urainya.
Senada, warga lain, Hasan (55) yang tinggal di sisi selatan jalan dekat balai desa menguraikan tidak adanya berem dan saluran air, memang berdampak buruk untuk warga di tepi jalan. Sebab dengan permukaan jalan yang kini lebih tinggi dari lantai rumah ditambah saluran tak disesuaikan, membuat air menjadi mambet.
Bahkan ketika turun hujan, air dari saluran di dekat jalan justru berbalik membanjiri rumah warga.
“Air utara dan selatan meluap dan mbalik ke rumah. Bahkan kemarin sampai masuk ke WC. Ada sekitar lebih dari 20an KK di sisi kanan kiri jalan yang kebanjiran,” tuturnya.
Sementara, Ketua DPRD Sragen Bambang Samekto menyampaikan dari hasil sidak, untuk kualitas jalan sementara belum ditemukan kekurangan. Hanya, dari aspek durasi waktu memang ditemukan molor dari jadwal.
Ia berbarap di sisa 21 hari, proyek bisa dikebut sehingga bisa selesai tepat waktu. Pihaknya juga mengingatkan DPU PR untuk mendesak rekanan bekerja lebih profesional dan menyelesaikan tepat sesuai kontrak.
Kemudian, soal keluhan tidak ada berem dan saluran, ia berharap bisa menjadi masukan DPU agar memperhatikan aspek saluran air dan keselamatan warga.
“Bayangkan kalau proyek enggak ada beremnya dan salurannya begini, tiap hujan malah banjir masuk rumah warga. Kami minta DPU bisa segera menindaklanjuti dibuat saluran agar air bisa mengalir ke saluran besar dan tidak memicu banjir,” terangnya.
Pihaknya akan mengawal terus pengerjaan jalan agar 21 hari waktu yang tersisa, proyek bisa selesai. Beberapa saat sebelum Ketua DPRD menerima keluhan warga, Kepala DPU dan tim sudah terlebih dahulu mengecek ke lokasi jalan bersama dengan Ketua DPRD.
Di hadapan Ketua DPRD, Kepala DPU-PR Sragen, Marija menjanjikan proyek jalan Gondang akan bisa diselesaikan dalam 21 hari tersisa. Wardoyo