KARANGANYAR-Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta, N Sakdani Darmopamudjo (79) meninggal dunia, Minggu (7/10/2018) malam sekitar pukul 21.00 WIB.
Sakdani yang menerima penghargaan “Penegak Pers Pancasila” dari Presiden RI kedua, Soeharto itu meninggal dunia karena sakit. Ia sempat di rawat di salah satu rumah sakit di Solo beberapa hari sebelum menghembuskan nafas terakhir.
Banyak penghargaan yang dicapai oleh almarhum semasa berprofesi sebagai wartawan dan anggota PWI. Baik di tingkat regional maupun nasional. Almarhum juga menerima sejumlah penghargaan sebagai budayawan berprestasi di antaranya sebagai Bintang Budaya.
Jenazah almarhum yang akrab dengan mantan Ketua PWI Sofyan Lubis ini dimakamkan pada Senin (8/10/2018) siang pukul 14.00 WIB, di Astana Makam Haji, Pajang, Kartasura, Sukoharjo.
“Bapak sudah beberapa haris harus dirawat di Rumah Sakit. Akhir-akhir ini fisiknya memang terus melemah. Tapi semangatnya masih luar biasa, karena selalu ingin silaturahmi ke mana-mana,” ungkap Sri Wahyuningsih, istri Almarhum.
Sebelum dimakamkan, jenazah almarhum Sakdani disemayamkan di rumah duka, Jl Nangka II/36 di Perumnas Palur, Kabupaten Karanganyar untuk mendapat penghormatan dari handai tolan, tetangga, wartawan, dan budayawan. Almarhum meninggalkan seorang istri, lima anak, dan 10 orang cucu.
Saat PWI Surakarta memperingati Hari Pers Nasional, Februari 2018 lalu, sejumlah pengurus PWI Surakarta pun bersilaturahmi kepada Sakdani di rumahnya. Kemudian sejumlah anggota IKWI juga menggelar acara di rumah Sakdani. Almarhum Sofyan Lubis beberapa pekan sebelum meninggal juga sempat mengunjungi Sakdani di rumahnya.
Semasa hidupnya, dihabiskan sakdani di dunia jurnalistik, kesusastraan dan literasi. Ia pernah mendirikan surat kabar mingguan berbahasa Jawa, Dharma Kandha dan Dharma Nyata. Ia juga pernah mendirikan harian Pos Kita serta Tabloid Opini.
Selain sebagai jurnalis, Sakdani pun terkenal sebagai penulis cerita pendek (cerpen) dan cerita bersambung berbahasa Jawa. Selain sebagai wartawan, ia juga berprofesi sebagai guru.
Ketua PWI Surakarta, Anas Syahirul, mengatakan dengan meninggalnya Sakdani, PWI Surakarta dan dunia kewartawanan di Surakarta merasa kehilangan teladan dalam dunia literasi di Surakarta. “Selain memiliki perhatian yang kuat terhadap dunia jurnalistik, Sakdani juga akrab dengan jagad budaya khususnya sastra jawa di Kota Bengawan. Karya-karya literasi di bidang budaya juga sudah banyak dia hasilkan,” ucapnya.
Anas menilai Sakdani bukan tipikal orang yang pelit ilmu. “Ia sering mengajak diskusi dan sharing dengan wartawan-wartawan yang usianya jauh di bawahnya. Termasuk sharing tentang dunia sastra Jawa.” (Triawati Purwanto)