SOLO– Pohin karet merupakan komoditas unggulan negara Indonesia. Pohon karet di tanam dari biji yang bernama Kaloco, berwarna coklat. Untuk melihat kualitas yang bagus dengan cara di lempar ke lantai. Setelah itu di tanam dan di rawat selama 1 tahun.
Selama 6 tahun setelah masa tanam, karet baru bisa siap panen. Selain itu, pohon karet waktu panennya harus malam hari. Ketika malam bisa keluar dari jam 01.00 WIB berupa getah, Jalur karet berupa latek. Diambil menggunakan pisau sadap. Agar tidak mengeras diberi Amuniak.
“1 orang di sini memiliki 400 pohon yang harus diambil. Harganya kurang lebih 25 ribu rupiah. Pabrik di sini salah satunya di Sragen, untuk di Ekspor. Dalam negeri di sini pabriknya di Sumatra. Sekarang pakain dihasilkan dari terbanyak karet. Indonesia ternasuk negara penghasil karet. Efek buruk dari karet harus dibakar karena polusi,” ungkap Ngadi, Pegiat Edukasi Sadap Karet di hadapan para siswa jelas V dan VI Sekolah Dasar Swasta Rujukan (SDSR) SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo dalam acara Rehat Penilaian Tengah Semester (PTS) 1 Tahun Ajaran 2018/2019.
Acara yang dikemas dalam kegiatan perkemahan Jum’at Sabtu (28-29/9/2018) di Bumi Perkemahan Kampung Karet, Puntukrejo, Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tersebut disambut antusias para siswa berkemajuan. Anak-anak belajar mengenai aneka tumbuhan, hewan, menjaga lingkungan, dan gaya hidup 4R reuse, reduce, recycle dan refuse
“Dalam acara ini diadakan kegiatan memperdalam materi kepanduan Hizbul Wathan, Perkemahan, Pentas Seni, Tadabbur Alam dilingkungan sekitar kampung karet dan lain sebagainya, keberhasilan melaksanakan perkemahan sekarang ini merupakan tolak ukur SD Muh 1 mampu menyelenggarakan even dan pembinaan jiwa dan raga peserta didik,’’ ujar Humas SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo, Jatmiko.
Jatmiko menambahkan, dalam kegiatan tersebut anak-anak juga diajarkan Kepedulian, Disiplin, Mandiri Tanggung Jawab yang merupakan ciri khas Kepanduan, yang muaranya mampu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt., membentuk kuntum yang baik, bersedia melaksanakan Undang-undang Athfal, melatih membina kekompakan, saling pengertian, persaudaraan, dan persahabatan, melatih bersikap disiplin, mandiri, tanggung jawab, menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kepanduan serta meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan alam sekitar.
Sementara itu salah satu seorang siswa kelas 6, Ayla Najwa bersama kelompoknya asyik sadap karet masal.
“Asyik banget, keren kegiatan di sini saya bersama teman-teman bagaimana membangun budaya peduli lingkungan pada anak sejak dini. Apalagi pertama kali diajarkan sadap-sadap karet. Setiap orang punya tanggung jawab untuk lingkungan termasuk komoditas karet,” katanya. Triawati PP