SOLO– Dengan sentuhan kreativitas, barang bekas atau limbah yang biasa ditemukan di rumah bisa dijadikan alat permainan edukatif dirancang untuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak. Kreativitas ini dapat dilihat pada Pembelajaran Tema 1 “Selamatkan Hewan dan Tumbuhan” yang berlangsung dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (9/10/2018).
Begitu murojaah atau mengulang hafalan surat-surat pendek selesai peserta didik langsung minta Praktik dimulai. Sejumlah 156 Siswa kelas VIA, B, C, D dan D1 menampilkan alat permainan edukatif yang terbuat dari bahan limbah aman, seperti kertas, kertas koran, mata kocak, triplek, dan lain sebagainya. Alat dan bahan yang dibutuhkan kertas koran, lem fox, cat minyak, kuas+palet, baskom, triplek, mata kocak, dan air secukupnya.
Adapun cara membuatnya pertama, dimulai dengan membuat bubur kertas dari kertas koran dan air yang diblender sampai halus. Setelah cukup halus lalu diperas, kedua masukkan bubur kertas ke dalam baskom dan tambahkan lem. Aduk bubur kertas dan lemmenggunakan tangan sampai tercampur rata, ketiga, bentuklah kertas sesuai keinginan. Setelah selesai dan terbentuk hewan maka patung siap dijemur, keempat, warnai patung sesuai selera, kelima dihias menggunakan mata kocak atau aksesoris lain.
Limbah dibuat menjadi alat edukatif seperti kura-kura, penyu, buaya, harimau, pinguin, hiu, kupu-kupu, gajah, kuda, panda, gurita, ubur-ubur, badak, jerapah, dan naga. Salah satu wakil kepala sekolah bidang Kesiswaan, Imam Priyanto menyebutkan, memanfaatkan limbah koran diera kekinian sangat penting.
”Ratusan Siswa Ikuti Praktik untuk menunjang pemeblajaran tematik pada muatan Pelajaran IPA tentang pengelompokan hewan sekaligus mengajak anak-anak belajar sambil bermain (BSB). Anak juga diajak berinteraksi dengan teman-temannya, mengenal gambar dan aneka suara binatang, sepanjang 20 meter hasil karya anak di pajang didepan kelas untuk mengedukasi adik kelasnya, ” urainya.
Semua siswa kembali sibuk dengan pekerjaannya. Suasana hening itu tiba-tiba pecah.
“Ternyata kalau dilihat dari kejauhan, keren juga hasil karya kita,” ujar Daffa Kautsar al Sundoro salah satu kelas VIB dengan bangga. Triawati PP