Beranda Daerah Karanganyar Cerita Teman SD Soal Kecerdasan Ubaidillah Salabi, Pejabat Korban Pesawat Lion Air...

Cerita Teman SD Soal Kecerdasan Ubaidillah Salabi, Pejabat Korban Pesawat Lion Air JT 610. Tiap Ujian Selalu Dapat Nilai 100

Suasana pemberangkatan jenasah Ubadillah Salabi, pejabat korban Lion Air JT 610 asal Tasikmadu, Karanganyar menuju pemakaman Rabu (7/11/2018). Foto/Wardoyo
Suasana pemberangkatan jenasah Ubadillah Salabi, pejabat korban Lion Air JT 610 asal Tasikmadu, Karanganyar menuju pemakaman Rabu (7/11/2018). Foto/Wardoyo

KARANGANYAR- Kematian tragis  Ubaidillah Salabi, pejabat Kementerian LHK asal Karanganyar yang menjadi korban jatuhnya Lion Air, menyisakan duka tak hanya bagi keluarga dan kolega dan jajaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).

Selain itu, kepergian Ubaidillah yang menjabat sebagai Kasubdit Inventarisasi IPSDH Departemen Kehutanan Kementerian LHK juga menjadi kehilangan bagi rekan-rekannya.

Sebab pejabat alumnus UGM itu dikenal sebagai sosok yang cerdas dan kalem. Di mata teman-temannya, Ubaidillah dipandang memiliki sikap yang tenang dan memiliki kecerdasan tinggi.

Hal itu diungkapkan sahabatnya semasa kecil salah satunya Sundoyo. Saat melayat ke rumah duka Rabu (7/11/2018), Sundoyo, mengisahkan dirinya mengenal Ubaidillah ketika mereka bertemu di lomba cerdas cermat di SD Pandean, Kecamatan Tasikmadu.

Sundoyo saat itu memang berbeda sekolah dengan Ubaidillah. Ubaidillah saat itu bersekolah di SD Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, sementara Sundoyo di SD Buhran, Kecamatan Tasikmadu.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Namun, pertemuan di lomba cerdas cermat kala itu menandai awal persahabatan mereka yang terus terjalin sampai akhir hayat Ubaidillah.

“Orangnya pintar, setiap ada ujian hampir selalu mendapatkan nilai 100,” ucap Sundoyo kepada wartawan usai pemakaman korban, Rabu (7/11/2018).

Usai menamatkan sekolah menengah, Ubaidillah kemudian diketahui melanjutkan pendidikannya hingga ke Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Sehari sebelum kecelakaan, Minggu (28/10/2018), Ubaidillah yang berdomisili di Bogor, Jawa Barat, menyempatkan diri berkunjung ke kampung halamannya di Karanganyar, membawa serta anaknya yang merupakan mahasiswa UGM.

Namun, hari itu menjadi pertemuan terakhir pria berusia 55 tahun ini dengan keluarga besarnya.

Keesokan harinya, Ubaidillah berangkat ke Pangkal Pinang menggunakan pesawat Lion Air JT 610, Senin (29/10/2018).

Namun, pesawat tersebut dilaporkan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Kepergiannya ke Pangkalpinang disebut dalam rangka menjadi narasumber dalam acara di Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Belitung.

Alamarhum meninggalkan istri dan empat orang anak. Selanjutnya jenazah Ubaidillah dikebumikan di pemakaman Sasono Loyo Dusun Karangmojo, Tasikmadu. Wardoyo