Beranda Daerah Semarang Geger, Seokor Buaya Muncul di Sungai Luk Ulo Kebumen. Hingga Sekarang Belum...

Geger, Seokor Buaya Muncul di Sungai Luk Ulo Kebumen. Hingga Sekarang Belum Berhasil Ditangkap

penampakan buaya di sungai luk ulo desa Rentewringin Buluspesantren . Tribunnews
penampakan buaya di sungai luk ulo desa Rentewringin Buluspesantren . Tribunnews

KEBUMEN – Masyarakat Kebumen digegerkan dengan kemunculan buaya di sungai Luk Ulo. Buaya tersebut diduga terbawa arus sungai Luk Ulo yang karena curah hujan yang tinggi dan meluap. Di daerah itu dulu juga pernah ada seokong buaya yang sedang di areal persawahan warga di Desa Kedungwinangun Klirong.

Kemunculan buaya juga beberapa kali dilaporkan terjadi di sungai Luk Ulo Desa Rantewringin, Kecamatan Buluspesantren Kebumen.

Selama ini sungai Luk Ulo dikenal sebagai kawasan yang steril terhadap keberadaan hewan reptil raksasa tersebut. Masyarakat di sana banyak yang melakukan aktivitas penambangan pasir.

Berbagai upaya dan cara telah dilakukan untuk menyingkirkan satwa itu dari sungai Luk Ulo agar tak membahayakan warga, di antaranya dengan memasang perangkap di tepi sungai Luk Ulo yang telah diberi umpan.

Sayangnya, usaha itu hingga kini belum berhasil. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) pun sempat beberapa kali memantau keberadaan buaya itu usai mendapat laporan dari warga.

Buaya Luk Ulo ternyata masih berkeliaran di sungai Luk Ulo. Kini, saat debit air sungai Luk Ulo naik karena curah hujan mulai tinggi, buaya itu kembali menampakkan diri.

Mulyadi, warga Desa Rantewringin sempat merekam penampakan buaya itu di sungai Luk Ulo dekat rumahnya.

Baca Juga :  Gandeng KPID, Kemenag Jateng Akan Pantau Siaran Keagamaan

“Kemarin, Jumat (16/11/2018), jam 2 buaya muncul lagi,”katanya

Dari balik semak-semak, ia merekam kemuculan satwa ganas itu pada jarak yang agak jauh.

Terlihat, seekor buaya sepanjang sekitar 3 meter tengah mendarat di atas permukaan lumpur tepi sungai Luk Ulo. Buaya muara itu lebih banyak diam sembari terus membuka mulutnya lebar.

Yadi tak lagi asing dengan buaya itu. Ia meyakini buaya yang terlihat saat itu adalah buaya sama yang pernah muncul dulu.

Tetapi ada yang membuatnya agak terkejut saat melihat perawakan buaya tersebut. Reptil itu terlihat lebih kurus, seperti kurang asupan makanan, dibanding yang pernah ia saksikan dahulu.

“Sekarang buayanya tambah kurus kelihatannya,”katanya

Buaya yang kini mendiami sungai masih menjadi misteri darimana muasalnya. Sempat muncul spekulasi, satwa yang memiliki daya jelajah hingga puluhan kilometer ini tengah bermigrasi untuk mencari sumber makanan.

Tetapi, sejak dijumpai warga di Desa Rentewringin, medio 2017 lalu, buaya tersebut diduga belum beranjak dari tempatnya. Setahunan kemudian, sekarang, buaya itu muncul kembali di sungai yang sama.

Tak dipungkiri, cukup sulit bagi warga atau petugas untuk mengeluarkan buaya itu dari sungai Luk Ulo. Mereka tak boleh asal melumpuhkan satwa itu karena termasuk hewan langka yang dilindungi pemerintah.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPRD Jateng Sepakat Tak Ada Pembatasan Pasokan Susu dari Peternak ke Industri Pengolahan. Tata Kelola Produksi Juga Diperbaiki

Untuk menangkap hidup-hidup pun tak mudah. Pasalnya, sungai Luk Ulo yang telah tereksploitasi pasirnya ini cukup dalam sehingga menyusahkan petugas jika ingin menangkapnya di tengah sungai.

Yang bisa dilakukan petugas maupun warga barulah memasang jebakan di tepi sungai yang telah diberi umpan.

Diharapkan, buaya terpancing masuk ke perangkap untuk menyambar umpan sehingga hewan itu terjebak di dalamnya. Namun cara itu pun belum teruji efektif hingga saat ini.

www.tribunnews.com