Beranda Nasional Jogja Steril dari Tawon Gung Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Dibuka Kembali

Steril dari Tawon Gung Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Dibuka Kembali

Pemandangan dari puncak gunung api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogykarta. Foto: tempo.co
Pemandangan dari puncak gunung api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogykarta. Foto: tempo.co

JOGJA – Setelah beberapa hari obyek wisata Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran di Kecamatan Patuk Gunungkidul DIY ditutup karena adanya serangan tawon gung, mulai hari ini, Sabtu (24/11/2018) kembali dibuka untuk wisatawan.

Akibat serangan tawon tersebut sejumlah wisatawan dan anggota pengelola obyek mengalami luka karena disengat. Setidaknya ada 8 orang yang menjadi korban dalam serangan itu dan dilarikan ke rumah sakit.

“Besok (hari ini, red)kawasan puncak sudah kami buka seperti biasa, kami akan buka jalur pendakian mulai Sabtu pagi,” ujar Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handoko, Jumat (23/11/2018).

Sugeng menuturkan dari hasil pengecekan selama hari Jumat 23 November 2018, kawasan puncak dan lokasi sarang lebah sudah dinyatakan steril dari lebah dan aman untuk wisatawan maupun aktifitas warga.

Serangan tawon itu terjadi diduga karena sarangnya dirusak burung elang. Pengelola objek Nglanggeran bersama sejumlah pihak dari pemerintah daerah berusaha menemukan sarang yang diperkirakan berada di kawasan puncak Gunung Gedhe. Nglanggeran memang memiliki beberapa puncak. Selain puncak Gunung Gedhe, ada pula puncak Gunung Lima Jari, Gunung Wayang, dan Gunung Kelir.

Baca Juga :  Satu Korban Luka Bacok di Jogja, Polisi: Dua Geng Pelajar Saling Serang

Usaha pencarian itu berhasil menemukan dan meruntuhkan sarang lebah jenis tawon gung (Apis Dorsata) yang berada di antara bebatuan gunung pada Rabu (21/11/2018) petang. Diameter sarang itu mencapai satu meter. Sarang itu lalu evakuasi dengan menggunakan bantuan alat dari Kantor UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Gunungkidul.

Serangan tawon paling banyak terjadi di kawasan sekitar puncak gunung api yang kerap menjadi obyek untuk trekking. Sugeng menyebut serangan tawon terjadi bertepatan dengan masa high season atau saat tinggi-tingginya kunjungan wisata.

“Sampai Minggu (18/11/2018) atau saat serangan tawon mulai terjadi, kunjungan wisata rata-rata per hari di Gunung Nglanggeran sekitar 200-300 orang, ini termasuk angka tinggi dibanding kunjungan hari biasa,” ujar dia.

Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta menempatkan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran yang berlokasi di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunungkidul itu sebagai destinasi unggulan.

Data Dinas Pariwisata Gunungkidul yang diterima Tempo pada Maret 2018 lalu menyebut kunjungan wisatawan ke Nglanggeran tahun 2017 mencapai 180 ribu orang.

Baca Juga :  Hujan Lebat di Sleman Picu Luapan Sungai Mlinting Hingga Jebolkan Jembatan Antardusun dan Rendam Rumah

Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan gunung api purba yang terbentuk jutaan lalu, yang batuannya terdiri dari elemen dari karst atau batu kapur. Di lokasi ini terdapat sedikitnya tiga destinasi menarik.

Puncak Gunung Gedhe (700 meter dpml), misalnya, biasa menjadi tempat melihat matahari terbit. Lalu ada juga Embung Kebun Buah Nglanggeran yang biasa dipakai untuk mengairi kebun durian dan kelengkeng di bawahnya. Serta Air Terjun Kedung Kandang yang berada di bagian selatan.

www.tempo.co