SRAGEN- Warga dari berbagai elemen yang tergabung dalam Komunitas Peduli dan Pemerhati Sragen (Komppas) memenuhi janji menggelar aksi demo damai, Senin (17/12/2018) pagi. Ratusan warga dari berbagai wilayah itu turun ke jalan untuk menggelar aksi keprihatinan menyikapi penegakan hukum dan keadilan di Bumi Sukowati.
Massa berkumpul di Alun-alun Sragen sejak pukul 09.00 WIB. Tak hanya bapak-bapak, ibu-ibu pun turut ikut.
Mereka membawa spanduk bertuliskan “Agus Fatchur Rahman Bukan Koruptor” dan lainnya. Massa juga membawa replika anjing dan atribut bendera merah putih.
Koordinator Komppas, Sunarto mengungkapkan aksi demo keprihatinan itu terpaksa digelar lantaran sebagai panggilan hati sebagai warga Sragen yang tak rela diusik ketentramannya.
Menurutnya langkah Kejaksaan Negeri menetapkan mantan Bupati Agus Fatchur Rahman sebagai tersangka kasus Kasda telah melukai hati warga Sragen dan mengotori ketentraman Bumi Sukowati.
“Air mancur indah itu karya Agus Fatchur Rahman. Gedung megah itu juga, Agus itu orang baik dan nggak korupsi. Kami tidak rela Sragen yang sebelumnya ayem tentrem tiba-tiba dikotori dengan kasus kedaluwarsa yang sengaja diskenario untuk mengganjal Pak Agus maju DPR RI,” paparnya di sela orasi.
Ia kemudian menyerukan bahwa orang baik dan ditindas harus dibela. “Agus dianiaya kita bela. Agus ditindas kita balas,” serunya diikuti peserta aksi secara serempak.
Sekretaris Komppas, Eko Joko Priharyanto menyampaikan aksi keprihatinan digelar karena penetapan kasus Agus itu sarat rekayasa di tahun politik. Menurutnya uang Rp 376 juta yang dituduhkan aliran dana Kasda, adalah kasbon yang sudah dikembalikan tahun 2013.
Sehingga teramat aneh, ketika kemudian Agus diseret dan ditetapkan tersangka. Hal itulah yang membuat rakyat Sragen terluka dan marah.
“Hari ini rakyat Sragen menangis, rakyat Sragen terluka. Makanya kita harus bela orang baik yang dianiaya,” tandasnya.
Massa kemudian berdoa sejenak dan kemudian bergerak melakukan long march menuju kejaksaan Sragen. Wardoyo