SRAGEN- Terletak di Perbatasan dengan Ngawi Jawa Timur, Desa Tunggul Kecamatan Gondang Sragen dinyatakan masuk desa dengan potensi kerawanan sosial tinggi. Namun predikat itu justru membawa berkah lantaran Desa Tunggul akhirnya dipercaya oleh Kementerian Sosial RI menjadi 1 dari 9 desa di Jawa Tengah yang ditunjuk menerima program keserasian sosial (KS) 2018.
Hal itu terungkap ketika digelar serasehan keserasian nasional dari Kemensos RI dan Dinas Sosial Provinsi Jateng di Desa Tunggul, Gondang Kamis (20/12/2018). Staff Seksi Korban Bencana Sosial Dinsos Provinsi Jateng, Wibowo mengungkapkan keserasian sosial itu merupakan program dari Kemensos yang diberikan ke kabupaten/kota.
Program itu diwujudkan dengan menggelontorkan Rp 150 juta ke desa penerima yang direalisasikan dalam beberapa kegiatan. Dari dana itu Rp 100 juta untuk fisik, Rp 35 juta untuk kegiatan serasehan dan lainnya, Rp 5 juta untuk pembuatan buku serta Rp 10 juta untuk pelaporan.
“Untuk sarana fisiknya menyesuaikan permohonan warga tergantung situasi di daerah konflik. Ada yang dibuat gedung pertemuan lalu tandon air. Kalau di Tunggul ini dibuat lapangan futsal,” paparnya usai meninjau lapangan futsal yang sudah selesai dibangun, Kamis (20/12/2018).
Wibowo menguraikan tujuan dari program keserasian sosial itu untuk mencegah dan menanggulangi potensi sosial yang ada di daerah rawan konflik. Adanya sarana fisik yang dibangun itu diharapkan juga bisa merekatkan hubungan sosial masyarakat sehingga bisa guyub rukun kembali.
“Sehingga masyarakat yang mungkin tadinya agak renggang, bisa gabung kembali di situ. Sehingga konflik-konflik yang ada bisa terhindar,” tukasnya.
Ditambahkan Wibowo, Desa Tunggul Sragen menjadi 1 dari 9 daerah di Jateng yang menerima program KS dari Kemensos. Mereka dipilih setelah sebelumnya dilakukan pemetaan dan survei kerawanan sosial oleh tim ahli dari Undip dan Unnes Semarang sekitar 3 tahun silam.
“Dulu cuma 3 titik yang dapat, tahun ini meningkat ada 9 daerah,” imbuhnya.
Kepala Dinas Sosial Sragen, Supriyanto mengatakan dipilihnya Tunggul Gondang sebagai penerima program KS karena lokasinya yang berbatasan dengan Ngawi Jatim.
Kondisi itu membuat potensi kerawanan sosial bisa muncul. Adanya program itu diharapkan bisa mencegah potensi terjadinya bencana sosial.
“Sehingga masyarakat bisa guyub rukun, serasi dan bertoleransi dalam perbedaan,” tandasnya.
Camat Gondang, Catur Sarjanto mengapresiasi dipilihnya Tunggul mendapat program keserasian sosial. Menurutnya sebenarnya semua desa di Gondang memiliki potensi konflik. Hanya saja ada beberapa indikator tertentu, seperti berada di jalur lintas provinsi dan berbatasan dengan Ngawi, membuat Tunggul akhirnya dipilih untuk menerima program itu.
“Kita lihat juga dari keragaman sosialnya, ada pembauran dengan masyarakat di wilayah provinsi yang berbeda. Sehingga memang perlu ada sarana untuk bisa merukunkan masyarakat dan wilayah sekitarnya. Dan sarana yang dipilih untuk dibangun adalah lapangan futsal. Alhamdulillah masyarakat antusias, pembangunannya gotong royong dan hanya tenaga ahli teknisnya saja yang dibayar. Selebihnya yang mengerjakan warga,” terangnya.
Sementara, Koordinator Forum Keserasian Sosial Desa Tunggul, Suratno menambahkan ada lima kegiatan yang digelar dalam program KS di desanya.
Yakni serasehan tematik 1 dan 2, pembuatan tugu keserasian, pembuatan lapangan futsal, dan pengadministrasian serta pelaporan.
Untuk serasehan sudah tuntas digelar, pun dengan tugu maupun lapangan futsal juga sudah rampung dibangun.
“Lapangan futsalnya tinggal masang lampu dan jaring. Kebetulan pula pemuda di wilayah ini sangat senang futsal,” tandasnya. Wardoyo