
SOLO– Kejaksaan Negeri (Kejari) Solo membagikan puluhan bunga mawar kepada warga dan juga pedagang di Pasar Gede, Senin (10/12/2018) pagi. Tidak hanya bunga mawar, Kejari juga membagikan helm untuk para warga dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional (Haki).
Lebih dari sekedar membagikan bunga mawar dan helm, Kejari Solo ingin menyampaikan pesan moral pada para warga dan pengguna jalan terkait bahaya laten korupsi. Menurut Kasi Intel Kejari Solo, Singgih Kurniawan, pembagian bunga mawar dan helm sengaja dilakukan di pasar.
“Alasannya agar bisa sekaligus memberikan pemahaman kepada masyarakat langsung dan menyasar pada sektor paling bawah,” urainya di sela kegiatan.
Selain itu, dalam rangka memperingati Haki ini, Singgih berharap masyarakat akan semakin paham mengenai bahayanya korupsi. Dengan begitu, masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam upaya pencegahan terjadinya tindak korupsi.
“Para pedagang ini kan pelaku ekonomi, harapannya bisa mencegah secara dini korupsi di Kota Solo,” imbuhnya.
Di sisi lain, seorang warga, Suharno (68) menilai bahwa kasus hukum yang menangani korupsi masih tumpul ke atas.
“Selama ini para koruptor itu sudah masuk penjara tapi masih digaji, kan enak sekali. Tidak ada keadilan di Indonesia. Kalau sudah masuk penjara dan terbukti korupsi harusnya dihukum berat dan tidak perlu mendapatkan gaji,” tuturnya.
Suharno menginginkan, agar hukum di Indonesia bisa semakin tegas. Jika memang pejabat terbukti korupsi harus ditindak tegas.
“Kalau mencuri ayam hukumannya berat, tapi korupsi malah enak sekali. Jadi seperti tidak ada keadilan sama sekali,” tukasnya. Triawati PP