SRAGEN- Warga di sejumlah wilayah di Sragen resah dengan munculnya ulat jati dalam jumlah banyak. Ulat-ulat berwarna hitam yang berasal dari daun pohon jati itu mulai merambah ke jalan hingga permukiman.
Pantauan di lapangan, serangan ulat jati itu menyerang sejumlah wilayah yang banyak ditumbuhi pohon jati. Di antaranya wilayah Tanon, Gemolong, Tangen, Gesi, Masaran dan Sragen utara.
Serangan ulat jati itu melanda bersamaan dengan meranggasnya daun jati yang habis dimakan ulat.
Kemudian ulat-ulat itu berjatuhan dan merambah ke jalan dan permukiman.
“Sudah sekitar seminggu ini. Sejak daun jati meranggas dimakan ulat, ulatnya pada berjatuhan ke jalan tertiup angin. Kalau yang dekat rumah, sudah masuk ke rumah juga,” ujar Sri, warga Tanon.
Serangan ulat jati juga meresahkan warga di Masaran, utamanya Desa Sepat. Di desa yang banyak ditumbuhi pohon jati ini, serangan ulat sudah masuk ke permukiman dan kantor balai desa.
Meski tidak berdampak gatal atau berefek bagi kesehatan, namun kemunculan ulat jati itu menimbulkan kengerian bagi warga yang alergi ulat.
“Takut juga, karena di jalan-jalan bergelantungan. Kemarin saya mau ke Jambangan sampai balik karena jalannya banyak gelantungan ulat-ulat,” ujar Lila, salah satu perangkat desa Sepat Senin (10/12/2018).
Tak hanya di jalan, di wilayah ini ulat-ulat itu juga sudah mulai merambah masuk ke rumah warga. Bahkan ada pula yang sampai masuk merambat ke dinding-dinding kamar.
Pemandangan gelantungan dan rambatan ulat juga terlihat di rumah-rumah dan jalan di Dukuh Pilangbango Sepat. Bahkan kantor Balai Desa Sepat yang di depannya ada pekarangan dengan banyak pohon jati meranggas, juga tak luput dari serangan ulat.
Di teras, parkir, lantai bahkan di kaca pintu depan balai desa ini juga banyak dipenuhi ulat jati.
Ishariyanto, Kasie Pemerintahan Desa Sepat menuturkan serangan ulat jati kali ini terbilang cukup parah. Sebab ulat sampai jatuh dan masuk ke permukiman termasuk ke balai desa.
“Sebenarnya enggak nggigit atau bikin gatal. Tapi kadang yang jijik atau takut ya cukup terganggu. Lagi enak-enak duduk tiba-tiba digerumuti ulat. Sudah sekitar tiga empat hari ini membeludak, mulai turun ke bawah. Saya rasa saat ini serangan ulat jati hampir serentak di wilayah Sragen. Mungkin ini akibat ketidakseimbangan alam. Hewan predator banyak diburu, jadinya ulat-ulat itu tak ada pemangsanya,” tukasnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com