MAKASSAR – Dalam dua hari terakhir, Kabupaten Gowa di Sulawesi Selatan dilanda musibah banjir bandang lantaran intensitas hujan yang tinggi.
Banjir menerjang Bendungan Bili-Bili, bendungan terbesar di provinsi tersebut. Bahkan, beberapa jembatan hancur dan memutus akses antar wilayah, Rabu (23/1/2019).
Nur Ali Akbar selaku Tim Emergency Responden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sulawesi Selatan dalam rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, tak hanya banjir, di beberapa titik di Gowa juga terjadi musibah tanah tanah longsor.
Tanah longsor di antaranya terjadi di Kecamatan Parangloe, Desa Datara, Tompobulu, Bilanrengi,Buku – bili, Desa Parigi dan yang paling parah berada di Desa Pattallikang di Kecamatan Manuju.
“Dari laporan anggota ACT di Gowa, bahkan ada satu dusun di Desa Pattallikang yang terkubur, yakni Dusun Pattiro,” bebernya.
Dalam kejadian tersebut, jelas Nur Ali, beberapa orang diperkirakan masih hilang dan beberapa lainnya dinyatakan meninggal dunia.
“Jarak lokasi Sapaya dengan Kota Gowa kurang lebih 80 kilometer,” tambahnya.
Nur Ali menambahkan, hingga saat ini ada empat posko dan 51 Tim Relawan ACT yang diturunkan untuk merespons banjir dan longsor di Sulawesi Selatan. Mereka dibagi dalam dua wilayah, yaitu Makassar dan Gowa dengan tugas evakuasi, medis, logistik, hingga pendataan.
Sementara itu, sampai saat laporan ini diunggah, Pemerintah Kabupaten Gowa mengumumkan, jika korban meninggal akibat banjir bandang ini sudah mencapai enam orang.
Mereka berasal dari berbagai kecamatan yang terdampak, mengingat luasnya dampak banjir ini. Selain Gowa dan Makassar, banjir ini juga merendam Maros, Pangkep, Barru hingga Jeneponto. #A Setiawan