Beranda Daerah Semarang Cerianya Warsono dan Barkah Saat Gubernur Ganjar Berkunjung

Cerianya Warsono dan Barkah Saat Gubernur Ganjar Berkunjung

Istimewa
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat berada di rumah pasangan suami istri Warsono dan Barkah. Pasalnya, manula asal Desa Patianom, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Rabu (16/1/2019). Istimewa

PEKALONGAN – Tak terkira rasa gembira pasangan suami istri Warsono dan Barkah. Pasalnya, manula asal Desa Patianom, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan itu kedatangan tamu agung, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Informasi yang diterima Gubernur, pasangan manula yang berusia 70 tahun tersebut hidup dan tinggal di sebuah rumah tidak layak huni. Kedatangannya saat itu merupakan bagian dari program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Provinsi Jateng.

“Matur nuwun dene Pak Ganjar sampun kersa rawuh. Kula remen sanget (terima kasih Pak Ganjar sudah mau datang. Kami senang sekali-red),” ujar Barkah menyambut kedatangan Ganjar dan rombongan, Rabu (16/1/2019).

Saat itu, Gubernur datang didampingi pula oleh Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi. Tannpa sungkan-sungkan, Gubernur Ganjar pun duduk bersimpuh dan menghibur kedua manula tersebut.

“Mboten ngertos pak, mboten kelingan (tidak tahu pak, tidak ingat),” jawab Warsono, ketika Ganjar menanyakan soal umur mereka.

Saat ditanya lebih lanjut, mereka hanya mengisahkan bahwa mereka sudah ada ketika penjajahan Belanda berlangsung.

“Kemutan, rumiyin jaman londo, ngagem baju saking karung goni (ingat, dulu jaman Belanda pakaiannya dari karung goni),” jawabnya.

Dalam kisahnya, Barkah  mengatakan bahwa dirinya adalah istri ke tujuh dari Warsono.

“Kula mpun mbojo ping pitu pak, niki bojo kulo sing pungkasan, anak kulo wolu (saya sudah menikah tujuh kali, ini suami saya terakhir, anak saya delapan,” ucap Barkah disambut tawa hadirin.

Baca Juga :  Terdorong Hati Nurani, Purnawirawan Polri di Jawa Tengah Deklarasi Dukung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi

Selama ini, pasangan manula tersebut tinggal di tanah milik desa setempat dan menempati rumah yang masuk kriteria tidak layak huni.

Untuk menyambung hidupnya, setiap hari Warsono dan Barkah bekerja sebagai pengelem kapas dengan penghasilan Rp 5.000 per hari.

Gubernur Ganjar mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan mengenai kondisi keluarga Warsono dan Barkah yang butuh mendapatkan pertolongan, sehingga cepat ditindaklanjuti.

“Saya senang kerja sama dengan Kabupaten, bahkan sampai desa luar biasa, responnya sangat cepat dari Kepala Desa dan Bupati,” kata Ganjar.

Ganjar mengakui, sebenarnya fakta semacam itu masih banak terjadi di tempat lain. Karena itu diharapkan masyarakat bisa memberikan bantuan. Minimal menginformasikan hal itu kepada pemerintah, agar cepat mendapatkan penanganan.

“Kita tidak bisa mendadaak. Tapi kalau kita mencari mereka yang miskin dan butuh bantuan, kita bisa cepat membantu. Dari APBD, CSR, Baznas yang terpenting bantuan dari masyarakat,” terang Ganjar.

 

Selama ini, Warsono dan Barkah hanya memiliki fasilitas bantuan dari pemerintah berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS). Itu pun belum lama. Sementara bantuan-bantuan yang lain tak pernah mereka mendapatkannya.

Karena itu, Gubernur Ganjar mengatakan perlunya kedua manula didaftar untuk menerima bantuan PKH atau bantuan nontunai lainnya.

Baca Juga :  Wakil Ketua DPRD Jateng Sepakat Tak Ada Pembatasan Pasokan Susu dari Peternak ke Industri Pengolahan. Tata Kelola Produksi Juga Diperbaiki

“Untuk rumahnya, karena ini tanah milik desa, nanti Pak Bupati mau nyarikan lahan, kita siap membantu membangun rumahnya,” paparnya.

Ganjar mengatakan, hal-hal semacam itu memang harus secepatnya dibereskan. Pasalnya, di Kabupaten Pekalongan saja masih ada sekitar 10.000 warga yang tinggal di rumah tidak layak huni.

“Dan yang paling penting adalah kepedulian masyarakat. Saya senang karena ternyata sudah ada tahapan yang sudah dilakukan masyarakat,” pungkasnya.

Di akhir pertemuan, Ganjar sempat memberikan bantuan berupa uang tunai dari Baznas dan paket sembako kepada pasangan Warsono dan Barkah.(lhr)