SRAGEN- Wabah demam berdarah (DB) benar-benar menebar ancaman di Kabupaten Sragen. Sejak ditetapkan KLB 14 Januari 2019 lalu, angka kasus dan serangan DB semakin mengganas.
Hingga Jumat (18/1/2019) siang, jumlah warga positif terserang DB sudah menembus angka 265 orang. Yang terbaru, ledakan kasus terjadi di Kecamatan Gesi yang dalam sehari tadi ada 16 warga yang dilarikan ke Puskesmas maupun RS.
Kepala DKK Sragen, Hargiyanto melalui Kabid P2PL, Agus Sudarmanto mengungkapkan hingga Jumat (18/1/2019), penambahan jumlah pasien DB terus melonjak. Jika sehari sebelumnya junlah penderita baru 236 orang, siang ini sudah bertambah 29 orang.
“Yang terbanyak hari ini tadi masuk dari Kecamatan Gesi. Total di Gesi saja ada 16 pasien dirawat di Puskesmas dan rumah sakit,” papar Agus.
Penambahan kasus hari ini masih didominasi dari wilayah Sragen Utara seperti Gesi dan Jenar. Meski demikian, hingga kini Kecamatan Mondokan masih menempati posisi tertinggi jumlah kasus dan penderita DB selama kurun sebulan terakhir.
Terkait ledakan yang bergeser ke Gesi, Agus memperkirakan memang ada tren pergeseran di wilayah. Hal itu dimungkinkan terjadi penyebaran kasus yang berpindah ke wilayah sekitar. Sebab Gesi tercatat relatif dekat dengan Mondokan dan Sukodono yang dalam dua hari terakhir mengalami ledakan pasien.
“Mungkin habis dari wilayah satu, pindah ke wilayah dekatnya,” tuturnya.
Oleh karenanya, salah satu upaya mencegah meluasnya serangan adalah dengan menggalakkan pemberatasan sarang nyamuk (PSN) serentak di semua wilayah.
Ledakan jumlah pasien DB juga terjadi di RSI Amal Sehat. Sama halnya di RSUD Sragen, di RSI Amal Sehat, jumlah pasien DB juga relatif tinggi.
Humas RSI Amal Sehat Sragen, Yoko mengungkapkan hingga Jumat (18/1/2019), jumlah pasien DB yang dirawat di RSI Amal Sehat mencapai 11 orang.
“Selama Januari ini sudah ada 15 pasien DB yang dirawat di sini. Empat pasien sudah pulang, hari ini tinggal 11 yang dirawat. Memang ada tren kenaikan kasus. Mayoritas dari Sragen Utara seperti Jebar dan Gesi,” paparnya.
Yoko menguraikan tren lonjakan kasus DB sudah terjadi sejak Desember 2018. Selama bulan Desember, jumlah pasien yang dirawat sebanyak 20 orang. Bahkan ada satu pasien tapi asal Ngawi Jatim yang sampai meninggal dunia.
“Rata-rata dirawat 4-5 hari di sini,” pungkasnya. Wardoyo