SRAGEN- Agenda peringatan Harlah ke-33 Pagar Nusa dan pernyataan sikap Bela Kyai yang diikuti ribuan santri dan pendekar Pagar Nusa di GOR Diponegoro Sragen, Sabtu (9/2/2019) memunculkan pernyataan tegas dari ulama.
Salah satu ulama besar di Magetan, Jatim yang hadir dalam kegiatan itu menegaskan betapa besarnya peran ulama dan kyai dalam menopang kondusivitas dan ketentraman di negeri ini.
Adalah KH Asroful Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Burhan Magetan, Jatim yang melontarkan pernyataan itu. Di hadapan wartawan, usai memberikah tauziah dan memimpin doa bersama, Asroful menyampaikan peran ulama dan kyai di negeri ini sangat penting.
“Subhanallah, lebih penting. Negeri ini, tanpa ulama hancur. Ini Alquran dan Hadist. Negara ini tanpa ulama sudah hancur kemarin-kemarin. Diacak-acak orang-orang yang tak bertanggungjawab,” ujar Asroful Anam.
Karenanya, ia mengajak semua pendekar Pagar Nusa dan santri di Sragen untuk mengikuti jejak ulama, dan membela ulama sampai mati. Ia juga menyerukan bahwa ulama adalah harga mati dan Pagar Nusa sebagai garda terdepan yang harus mengawalnya.
Dalam kesempatan itu, ulama kharismatik itu juga menegaskan ulama menginginkan Pemilu nanti berlangsung damai.
“Yang pentng, kita menata agar Pagar Nusa ini mengikuti jejak para kyai dan ulama. Kalau mengikuti ulama, Insya Allah negara aman,” tegas KH Asforul Anam.
Sementara, Ketua Cabang Pagar Nusa Sragen, Muhammad Irfan Khomaidi mengatakan agenda Latgab dan pengajian itu digagas untuk mempererat silaturahmi dan komutmen dari semua PAC Pagar Nusa di Sragen. Ada sekitar 1.500 peserta yang hadir dari anggota Pagar Nusa di seluruh wilayah Sragen.
“Ini silaturahmi biar Pagar Nusa se-Sragen kompak dan kondusif. Kebetulan juga memeringati Harlah Pagar Nusa sekaligus haul kiai-kiai dan guru-guru Pagar Nusa. Kita wajib mendoakan beliau-beliau sekaligus kita doakan agar Pemilu sejuk dan damai,” terangnya.
Ia juga menyayangkan munculnya polemik puisi dari salah satu elite pendukung Paslon Pilpres yang bernada melecehkan kiai. Menurutnya hal itu sangat tidak perlu mengingat kyai adalah guru sekaligus orangtua yang menunjukkan jalan keimanan bagi santri.
“Tugas santri adalah membela kiai dan ulama,” tandasnya. Wardoyo