
SUKOHARJO โ Sebanyak 90 penceramah (mubaligh) di lingkungan Muhammadiyah mengikuti Workshop Revitalisasi Mubaligh Muhammadiyah di Gedung Siti Walidah Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sabtu-Minggu (2-3/2/2019). Wokshop digelar oleh Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus (MTDK) Pimpinan Wilayah Jawa Tengah bekerjasama dengan UMS.
Peserta workshop berasal dari 35 Kabupaten/Kota Pimpinan Daerah Muhammadiyah MTDK di Jawa Tengah. โMaksud dilaksanakannya kegiatan revitalisasi para muballigh Muhammadiyah ini agar mereka terus peka terhadap dinamika sosial yang ada sehingga dakwahnya nyambung dengan konteks kekinian,โ ungkap Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir di Kampus UMS, Pabelan, Sukoharjo, Sabtu (2/2/2019).
Tafsir menambahkan, dinamika kehidupan masyarakat terus bergerak dengan cepat dan dinamis. Karena itulah para mubaligh Muhammdiyah harus bisa mengikuti dinamika sosial yang terjadi. Karena dakwah harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Ketika dinamika sosial terjadi maka dinamika harus juga dipahami oleh para Mubaligh Muhammadiyah. โMelalui workshop ini para mubaligh Muhammadiyah harus memahami fenomena sosial yang terjadi saat ini,โ ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi mubaligh mengalami pasang surut dalam memahami fenomena sosial yang ada. โKarena itu, melalui kegiatan workshop seperti ini, silaturahmi yang dibangun dengan pimpinan maupun anggota akan saling memberi informasi tentang dinamika sosial yang terjadi,โ ungkap Tafsir.
Karena itu, Tafsir mengharapkan para mubaligh Muhammadiyah selalu mengikuti perkembangan jaman termasuk penggunaan media sosial (Medsos). โPara mubaligh diharapkan juga akrab dengan medsos, sehingga bisa memanfaatkan medsos sebagai media dakwah.
Senada juga disampaikan oleh Dr M Abdul Fattah MAg, Wakil Rektor IV Bidang Al Islam Kemuhammadiyahan dan Kerjasama UMS. Dia menyarankan kepada para penceramah Muhammadiyah juga melakukan inovasi dakwah melalui media digital. โDakwah tidak melulu hanya disampaikan melalui lisan dan tulisan, melainkan juga melalui media digital, seperti halnya pemberdayaan website. Muballigh Muhammadiyah harus mulai paham soal ini,โ ungkap Abdul Fattah. (Triawati P)