JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Meskipun terlibat abai, namun tidak ada anak muda yang apatis terhadap politik. Yang terjadi adalah, anak muda terputus (disconected) dari politik.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie dalam diskusi ilmiah di Sekolah Tinggi Teologi HKBP (STT HKBP) Pematangsiantar.
Diskusi ilmiah bertema “Membangun Masyarakat Toleran Indonesia” tersebut berlangsung, Sabtu (9/3/2019).
“Selama ini tidak pernah ada yang mengajari apa dampak politik terhadap kehidupan langsung. Keterputusan itu membuat anak muda merasa politik adalah hal yang jauh, mengawang-awang, kaku,” kata Grace seperti dalam keterangan yang diterima.
Ditegaskan dia, politik sebenarnya tidak kaku. Dalam hal ini, politisi punya kewenangan untuk melakukan inovasi-inovasi yang belum pernah dibuat di dunia politik sebelumnya.
“Tidak terbatas. Hanya langit batasannya,” ujarnya.
Terkait penjelasannya itu, ia mencontohkan ‘Caleg Idol’ yang diadakan Partai Solidaritas Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai ajang pencarian caleg-caleg potensial.
“Seperti ajang pencarian bakat yang diseleksi dengan serius, mestinya wakil rakyat kita yang posisinya penting itu juga diseleksi dengan ketat,” katanya.
Inovasi lain yang bisa dilakukan adalah memberi rating pada anggota DPR melalui aplikasi. Ini terinspirasi dari layanan ojek online.
Dengan adanya sistem rating, terbukti para driver menjadi lebih serius dalam bekerja.
“Inovasi yang sama bisa kita terapkan di di dunia politik,” ujarnya.