SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bencana banjir bandang yang memutus Jembatan Plampang di Keten, Wonotolo, Gondang tadi malam menyisakan cerita horor. Beredar kabar di warga, kayu besar yang tersangkut di jembatan dan memicu ambrolnya talud dan putusnya jembatan, konon disebut menyimpan cerita berbau mistis.
Entah percaya atau tidak, faktanya sejak hanyut dan tersangkut di jembatan itu beberapa hari lalu, kayu jenis trembesi besar itu tetap kokoh melintang di jembatan.
Menurut warga dan tokoh sekitar lokasi, pohon yang tumbang dan hanyut terbawa banjir itu memang menyimpan cerita angker. Karenanya warga tak ada yang berani mengambil atau mengangkatnya dari jembatan. Warga memilih membiarkan karena takut.
“Iya, warga nggak ada yang berani mendekat. Apalagi ngambil. Karena tahunya itu pohon dari Tlogo dan angker. Kabarnya ada penunggunya,” ujar Joko, salah satu warga sekitar lokasi, Kamis (7/3/2019).
Kabar soal mistis di balik pohon trembesi itu juga dibenarkan Kades Plosorejo, Sukamto. Ia mengatakan pohon trembesi itu selama ini memang dikeramatkan oleh warga.
Pohon itu dikenal dengan sebutan pohon Tlogo dan sebelumnya ada di Dukuh Tlogosari, Plosorejo.
Pohon berukuran besar itu kemudian ambrol dan hanyut saat hujan deras dan sungai meluap.
“Kalau warga menyebutnya memang pohon angker. Makanya enggak ada yang berani ngangkat. Mungkin yang berani cuma petugas BPBD atau pihak terkait. Kalau warga sini semua pada takut makanya beberapa hari ya dibiarkan saja,” terangnya.
Keberadaan kayu Tlogo itu pula yang diduga memicu putusnya jembatan dan ambrolnya talud penopang Jembatan Plampang. Menurut Kades, karena kayu melintang di jembatan, membuat sampah menumpuk sehingga arus menjadi tertahan dan menjebol sisi samping jembatan.
Tekanan besar itu mengakibatkan arus beralih menghantam bagian talud dan samping jembatan sehingga menjadi ambrol.
“Harapannya segera diperbaiki karena itu jembatan vital dan menjadi penghubung utama Wonotolo menuju Gondang dan melalui Plosorejo,” ujar Ketua DPRD Sragen, Bambang Samekto. Wardoyo