Beranda Daerah Sragen Ini Sosok Bu Lis Asal Sragen Yang Disebut Sandiaga di Debat Cawapres....

Ini Sosok Bu Lis Asal Sragen Yang Disebut Sandiaga di Debat Cawapres. Sempat Curhat Idap Kanker Payudara dan Obatnya Tak Terkover BPJS! 

Bu Liswati, pengidap kanker payudara asal Sragen saat menyampaikan curhatnya di hadapan Sandiaga Uno soal obat yang tak terkover BPJS di acara kampanye terbuka di Pasar Bunder Sragen, 30 Desember 2018 silam. Foto/Istimewa
Bu Liswati, pengidap kanker payudara asal Sragen saat menyampaikan curhatnya di hadapan Sandiaga Uno soal obat yang tak terkover BPJS di acara kampanye terbuka di Pasar Bunder Sragen, 30 Desember 2018 silam. Foto/Istimewa

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Nama Bu Lis asal Sragen mendadak jadi perbincangan selepas debat Cawapres Minggu (17/3/2019) malam. Nama Bu Lis asal Sragen itu disebut oleh Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno karena tidak terkover BPJS.

Lantas siapa sebenarnya Bu Lis yang dimaksud oleh Sandiaga malam itu? Saat di panggung debat, Sandi memang tak menyebut secara detail siapa Bu Lis dan apa kendalanya.

Namun hasil penelusuran JOGLOSEMARNEWS.COM akhirnya merujuk nama Liswati yang mungkin dimaksud oleh Sandiaga malam tadi. Liswati adalah seorang ibu pengidap kanker payudara asal Sragen.

Ia sempat mengeluhkan dan menyampaikan curahan hati saat menghadiri kampanye terbuka Sandiaga di Pasar Bunder Sragen pada 30 Desember 2018 silam.

Saat itu, Sandiaga hadir bersama sejumlah fungsionaris parpol dan tim untuk menyapa serta menyerap aspirasi warga Sragen.

Cawapres Sandiaga Uno saat mendengarkan curhatan seorang ibu penderita kanker payudara saat melakukan kunjungan ke Pasar Bunder Sragen, Minggu (30/12/2018). Foto/Wardoyo

Saat Sandiaga memberikan paparan, mendadak seorang ibu berjilbab mendekat dan menceritakan kisah harunya.

Di tengah kesibukan Sandi-sapaan akrab Sandiaga- menyampaikan program-program unggulannya di hadapan ratusan pedagang dan warga, mendadak perempuan itu langsung menghampirinya.

Ibu itu kemudian memperkenalkan diri dengan nama Liswati asal Sragen. Di hadapan Sandi, ia mengaku hadir mewakili aspirasi wanita pengidap kanker payudara di Sragen yang merasa dirugikan akibat program BPJS.

Baca Juga :  Dahsyat, Kampanye Terbuka Bowo Suwardi di Sragen Didukung Langsung Presiden Prabowo dan Masa Pendukung Penuhi Lapangan Nglorog Hingga Jalan Raya Sukowati

“Saya salah satu pasien kanker payudara. Saya ingin mewakili teman-teman yang baru merasakan ujian penyakit kanker payudara. Yang tidak dikover pemerintah obatnya. Saya mohon Bang Sandi membantu kita. Obat itu tidak dijamin BPJS. Ini sangat memberatkan kita warga kecil, warga miskin yang itu (obat) tidak bisa kita beli,” ujar Liswati.

Ia kemudian menceritakan bahwa obat kanker payudara sebenarnya bisa dikover. Akan tetapi ada syarat bahwa harus ada penyebaran kasusnya terlebih dahulu.

Hal itulah yang membuat pasien kanker payudara seperti dirinya makin kecewa.

“Sebetulnya dikover tapi harus ada penyebaran. Bagaimana mungkin, kita ingin sembuh kok harus ada penyebaran. Ini adalah betul-betul yang saya rasakan. Sekarang saya harus dengan herbal karena saya tidak sanggup beli obatnya,” tutur Liswati saat itu.

Sayangnya, saat itu, arena kampanye berlangsung cukup ramai. Selesai curhat dan ditanggapi oleh Sandiaga, acara kemudian berlanjut ke kegiatan lain.

Sehingga sosok Bu Lis tak sempat ditanya di mana alamatnya.

Setelah mendengar curhatan Liswati, Sandi langsung menjawab singkat.

Baca Juga :  Calon Bupati Sragen Untung Wibowo Sukawati Nyoblos di TPS 010 Jurangjero Karangmalang, Bowo dan Istri Terlihat Senyum Sumringah

“Insya Allah, kalau Prabowo-Sandi terpilih di 2019, pelayanan BPJS akan dibenahi. Pelayanan tidak hanya masyarakat kalangan di atas. Yang tidak mampu semua harus terkover. Saya turut prihatin Buk,” ucap Sandi kala itu.

Tak hanya itu, menyusul kemudian seorang ibu muda bernama Siti Hulifah, juga menyampaikan curhatnya di hadapan Sandi. Warga Sragen Kota yang berprofesi sebagai pedagang hasil bumi itu mengaku selama beberapa tahun terakhir, omset usahanya menyediakan saprodi dan jualbeli hasil bumi, turun drastis. Wardoyo