JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dalam waktu enam bulan sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019, terjadi peningkatan jumlah penyebaran berita hoaks sebanyak 18 lali lipat.
Demikian menurut catatan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. Dia mengatakan, terjadi peningkatan jumlah penyebaran konten hoaks yang signifikan selama masa pemilihan umum (Pemilu) 2019.
“Tambah prihatin. Agustus 2018, jumlah hoaks 25. Februari ini 353,” ujarnya saat ditemui di Hall 2D, Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/4/2019.
Dikatakan, konten hoaks yang tersebar di media sosial terus bertambah jumlahnya dalam kurun enam bulan.
Menurut data Kominfo, pada Desember 2019, jumlah konten hoaks berjumlah 75. Sedangkan pada Januari melonjak tajam menjadi 175. Konten-konten kabar bohong atau berita palsu yang disiarkan di dunia maya ini, kata Rudiantara, masih bertalian bertalian dengan topik politik.
Secara spesifik pun, kabar hoaks ini menyinggung isu-isu seputar calon presiden dan wakil presiden. Sementara itu, konten hoaks dominan tersebar melalui platform media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram.
Menyikapi tersebarnya konten hoaks, Kominfo mengatakan akan memyikapinya dengan tiga langkah. Pertama ialah mengedukasi masyarakat melalui literasi. Kedua, Kementerian akan melakukan pelacakan alamat penyebar konten.
“Kami lakukan address. Kalau perlu di take down akunnya, kita take down,” ujarnya.
Rudiantara juga mengatakan pihaknya akan mengumumkan konten hoaks melalui laman www.stophoax.id. yany bisa diakses publik.
Ketiga, Kominfo akan menggencarkan penegakan hukum dengan melibatkan aparatur. Adapun untuk memastikan sebuah konten bermuatan hoaks atau tidak, Kominfo telah melakukan validasi dan verifikasi.