Beranda Umum Nasional SBY Minta Ucapan Prabowo tentang Mendiang Istrinya Tak Diperpanjang

SBY Minta Ucapan Prabowo tentang Mendiang Istrinya Tak Diperpanjang

Tempo.co

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar ucapan Capres 02, Prabowo Subianto terkait mendiang Ani Yudhoyono tidak lagi diperpanjang.

Pesan SBY itu disampaikan oleh Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. Pesan itu menanggapi ucapan Prabowo usai melayat di kediaman SBY, Senin (3/6/2019) kemarin.

Sebagaimanan diketahui, usai melayat, melalui ucapannya Prabowo sempat mengungkapkan pilihan politik Ani yang mendukung dirinya di 2014 dan 2019.

“Semalam di Cikeas selesainya tahlilan Pak SBY menyampaikan arahan kepada kami, soal pernyataan Pak Prabowo ini jangan lagi diperpanjang apalagi terus diributkan di luar,” kata Jansen melalui keterangan tertulis, Selasa (4/6/2019).

Jansen menuturkan, mereka menganggap bisa saja pernyataan Prabowo itu memang keseleo lidah dan tak sengaja mengungkapkan hal itu.

Dia mengakui awalnya SBY dan keluarga besar amat tak nyaman dengan ucapan Prabowo yang menyebut bahwa Ani memilih dirinya di pemilihan presiden 2014 dan 2019 itu.

Jansen menyinggung prinsip pemilihan umum yang bersifat rahasia. Jadi, kata dia, tak elok dan tidak tepat pilihan itu diungkapkan kepada publik, entah dengan tujuan dan motif apa pun.

“Belum lagi pertemuan kemarin itu kan bukan dalam suasana forum pertemuan politik, tapi dalam suasana dukacita dan belasungkawa,” kata dia.

Dalam suasana itu, menurut dia, semua pihak harusnya menahan diri dan menjauhkan komentarnya dari hal-hal yang sifatnya politik, apalagi politik praktis.

Baca Juga :  Tahun Depan PPN Naik dan BBM Tak Masuk Perkecualian, Kelas Menengah Kian Terjepit?

Jansen mengatakan, ribuan tokoh yang datang melayat selama tiga hari belakangan, baik ke Cikeas maupun saat pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata, juga tak ada yang bicara ihwal politik.

“Karena dalam suasana duka ini kita sudah bicara soal kemanusiaan bukan lagi soal-soal politik dan kepentingan,” ucapnya.

Jansen menyambung, jika ditelisik ke belakang selama tiga bulan lebih Ani dirawat di National University Hospital, Singapura, para pembesuk juga tak bicara politik kendati di tengah suasana pemilu.

Kata dia, mereka murni datang untuk menjenguk dan mendoakan agar Ani lekas sembuh.

Kendati merasa tak nyaman, Jansen berujar SBY dan keluarga besarnya sudah memaafkan ucapan Prabowo. Dia juga meminta kepada media agar tak membahas persoalan ini lagi, sebab SBY dan Demokrat masih berduka.

“Karena ini di bulan Ramadhan dan tanggal 5 besok kita sudah merayakan Idul Fitri, Pak SBY dan keluarga besar menyampaikan telah memaafkan pernyataan Pak Prabowo yang tidak pada tempatnya ini,” ucap Jansen.

“Terkait tepat tidaknya pernyataan Pak Prabowo itu biarlah publik yang menilai.”

 

Senin, 3 Juni 2019, Prabowo melayat ke rumah SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

Prabowo mulanya menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Ani Yudhoyono. Ia juga meminta maaf ke SBY lantaran baru bisa melayat dan sempat membatalkan rencana menjenguk Ani yang kedua kalinya di Singapura.

Baca Juga :  Tak Bisa Berbuat Apa-apa untuk Selamatkan Sritex, Menaker Yassierli: Kita Tunggu Hasil Kerja Kurator

Di akhir pernyataannya, mantan Komandan Jenderal Kopassus itu menilai bahwa dia merasa dekat dengan Ani Yudhoyono. Terlebih ia mendapat informasi bahwa Ani mendukungnya di Pemilihan Presiden 2014 dan 2019. Setelah itu, Prabowo bergegas pergi meninggalkan rumah SBY.

SBY yang berdiri di kiri belakang Prabowo tampak langsung melipat kedua lengannya di dada ketika mendengar ucapan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Setelah Prabowo pergi, SBY menghampiri wartawan dan menyatakan keberatannya dengan perkataan calon presiden yang diusungnya itu.

www.tempo.co