MEKAH, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jamaah haji Kloter 8 SOC Solo mengadakan kegiatan puncak wukuf di Maktab atau Tenda 61. Ada 358 jamaah haji yang hadir, yakni 5 orang petugas haji dan jamaah haji reguler.
Acara wukuf Arofah diawali oleh khutbah wukuf yang disampaikan oleh Abdullah Afandi selaku Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI).
Usai khutbah wukuf dilanjutkan jamak qashar sholat dhuhur dan asyar yang didahului dengan adzan yang dikumandangkan Johan Wahyudi. Imam sholatnya adalah KH Sururi, salah satu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sragen.
Pada khutbah wukuf tersebut, Afandi menyebutkan ciri kemabruran haji seseorang. Menurutnya, sambil mengutip hadist Nabi Muhammad, ada dua ciri seseorang yang berhasil meraih haji mabrur.
“Dua ciri haji mabrur adalah rajinnya ia bersedekah dan gemarnya menebarkan salam” katanya.
Dijelaskan, semestinya jamaah haji makin rajin sedekah karena esensi haji adalah agar menyaksikan kebermanfaatan bagi mereka (liyasyhadu manafi’a lahum). Jika ibadah lain hanya bisa dirasakan sendiri, ibadah haji tidak demikian.
Orang lain harus bisa merasakan kemampuan jamaah haji dalam karena mampu harus diartikan sebagai kemampuan menebarkan manfaat bagi orang lain.
“Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada manusia yang lain. Bukan manusia yang justru menyimpan kekayaan harta dan pengetahuan untuk dirinya sendiri,” lanjutnya.
Dijelaskan lagi, seorang jamaah haji harus menjadi penyebar perdamaian atau salam ke seluruh alam. Di Tanah Suci, seluruh jamaah haji berkumpul dengan membawa perbedaan.
Tidak ada satupun yang berani mengklaim agamanya yang paling benar. Semua saling menghormati.
“Bahkan jamaah haji dilarang membunuh binatang sekecil apapun. Tidak hanya itu, memotong daun atau ranting pohon pun haram. Jika dilanggar, jamaah kena dam atau hukuman yang cukup berat” tambahnya lagi. (*/Laporan Johan Wahyudi dari Mekah)